Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Mahasiswa Untuk UMKM Indonesia di Tengah Pandemi

Oleh: Meyna Rasya Putri Leapriwanti*

Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa adanya anjuran untuk tetap di rumah guna membatasi peningkatan kurva pandemi ini berdampak besar bagi roda perekonomian Indonesia, terutama untuk usaha mikro kecil menengah atau sering disingkat UMKM. Berdasarkan info dari Kementrian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), setidaknya terdapat 949 laporan dari pelaku koperasi serta usaha mikro kecil, dan menengah yang terkena dampak wabah virus Corona. Ditambah lagi beban hidup dan tidak tercukupinya asupan makanan sehat di waktu rawan seperti ini juga meresahkan mereka, pasalnya dengan semakin merosotnya pendapatan akibat PSBB yang diterapkan pemerintah, secara tidak langsung mempengaruhi kebutuhan pangan yang dapat mereka dapatkan. Hal ini jika terus berlanjut tentu saja akan mengancam keberlangsungan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

Peran Mahasiswa Untuk UMKM Indonesia di Tengah Pandemi
https://www.pexels.com/id-id/foto/baca-belajar-berbayang-berfokus-261909/

Penutupan usaha secara serentak akibat pandemi Covid-19 ditambah berkurangnya pelanggan, berimbas pada menurunnya pendapatan, meningkatnya kemiskinan dan juga pengangguran. Tidak salah jika muncul kekhawatiran, apalagi jika melihat besarnya jumlah masyarakat yang mengandalkan kehidupan mereka terhadap UMKM termasuk penyerapan tenaga kerja yang kebanyakan berada di UMKM itu sendiri. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen pada tahun 2018. Tentu kontribusi ini menunjukkan peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional Indonesia.

Beban berat kali ini sedang ditanggung oleh pemerintah. Pertama, menjaga keselamatan dan kesehatan rakyatnya namun disisi lain harus tetap menjaga eksistensi perekonomian yang terancam merosot. Untuk itu, sebagai mahasiswa muda yang nantinya akan memegang kendali terhadap kemajuan bangsa sudah sepatutnya turut serta membantu pemerintah memikul beban besar ini, meski dengan cara-cara kecil. Ada beberapa solusi yang bisa diberikan guna menjaga kelangsungan berjalannya UMKM. Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) beberapa solusi yang bisa dilakukan ialah : protokol kesehatan ketat dalam menjalankan aktivitas ekonomi oleh UMKM, penundaan pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga likuiditas keuangan UMKM, bantuan keuangan bagi UMKM, dan kebijakan struktural.

Sebenarnya beberapa kebijakan yang disarankan oleh OECD telah diterapkan pemerintahan Indonesia. Seperti penundaan pembayaran hutang atau kredit, pemberian ijin pembukaan lahan usaha untuk zona hijau dan kuning dengan protokol kesehatan ketat, dan pemberian bantuan modal UMKM dengan beberapa persyaratan. Namun meskipun begitu, masih banyak masyarakat yang belum merasakan keuntungan dari kebijakan yang mestinya mampu meringankan beban mereka terhadap keberlangsungan UMKM sebagai poros ekonomi negara. Seperti contohnya, masyarakat yang tinggal di zona merah dan kuning masih belum bisa memulai usaha mereka dan juga masyarakat kelas bawah yang membuka industri rumahan masih banyak yang tidak paham akan persyaratan dan proses pendataan tunjangan modal UMKM yang diturunkan pemerintah.

Namun meski begitu, bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa kebijakan hasil ciptaan pemerintah selalu memiliki kekurangan dan kecacatan dalam proses implementasinya. Ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang dirasa malah justru memberikan keuntungan sedikit bagi para pebisnin UMKM di Indonesia, yaitu adanya kebijakan subsidi bunga dan pembagian sembako. Kebijakan subsidi bunga sebagai stimulus ekonomi oleh Pemerintah dalam masa Pandemi Covid-19 dinilai tidak berimbas langsung terhadap pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, masalah mendasar yang dihadapi UMKM adalah ketidaktersediaan modal untuk memulai kembali bisnis. Selain itu, dalam Kompas.com memaparkan bahwa menurut Pengamat Kebijakan UMKM Suhaji Lestiadi, menyatakan bahwa Selama ini bantuan sembako yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dirasa lebih menguntungkan usaha besar dan agen-agen pemerintah. Imbas bantuan tersebut pada pemulihan ekonomi sektor mikro tergolong sangat lemah. Menurut Suhaji, kebijakan subsidi bunga kepada UMKM hanya akan menguntungkan perbankan. Pun bantuan sembako berupa produk-produk industri tertentu hanya membesarkan bisnis para produsen besar.

Berbagai polemik dan permasalahan terhadap proses implementasi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini sangat berpengaruh terhadap nasib UMKM di Indonesia baik itu permasalahan kecil hingga permasalahan kompleks. Tentu pemerintah memegang peran besar terhadap pertanggungjawaban atas segala macam resiko dari kebijakan yang dibuat, baik yang positif atau negatif. Namun, lebih dari itu Indonesia tidak akan membaik jika hanya mengandalkan kekuatan dan jangkauan pemerintah saja. Dimasa-masa sulit seperti sekarang ini diperlukan adanya kerja sama besar dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, aktivis, relawan, hingga civitas akademik seperti mahasiswa. Mahasiswa selaku pembelajar sekaligus pemuda memiliki peran yang penting bagi Indonesia. Mahasiswa menjadi tonggak pembangunan negara di masa mendatang sudah pasti harus turut berkontribusi terhadap hal-hal dan permasalahan yang terjadi di negara ini melalui kapabilitas mereka masing-masing. Selain itu, mahasiswa adalah generasi melek pendidikan dan dianggap lebih mampu untuk menjangkau masyarakat kelas bawah yang cenderung tidak paham akan prosedur kebijakan pemerintah.

Peran mahasiswa salah satunya adalah mengupayakan terciptanya suatu solusi dalam permasalahan mengenai kelangsungan UMKM di Indonesia, upaya ini juga harus dibarengi dengan konsistensi dalam memastikan setiap hal mampu terlaksana sesuai dengan prosedur dan rencana. Dalam kasus pembukaan lahan usaha untuk zona hijau dan kuning dimana industri-industri tersebut memerlukan fasilitas penunjang protokol kesehatan yang memadai, mahasiswa mampu berperan menjadi agen yang memfasilitasi sarana prasarana dengan memberi sumbangan masker gratis, handsanitizer, sabun cuci tangan, cairan disinfektan, serta juga bisa dengan melakukan pembangunan tempat mencuci tangan di kawasan yang miskin kebersihan. Selain itu, pemberian bantuan berupa sejumlah uang tunai bagi pemilik UMKM di zona merah juga penting, mengingat keadaan daerah mereka yang tidak mendukung untuk dimulainya kembali usaha mereka. Dengan adanya kegiatan semacam ini, tentu saja akan sangat meringankan beban pengeluaran dari industri-industri kecil terutama warung-warung pinggir jalan, serta mampu menyelamatkan keberlangsungan hidup pemilik UMKM di zona merah.

Kemudian selain itu, hal lain yang dapat dilakukan seorang mahasiswa adalah memberikan penyuluhan atau pengajaran terhadap beberapa industri rumahan mengenai tata cara dan prosedur pemasaran online mengingat adanya pembatasan sosial ini tentu saja banyak orang mengandalkan teknologi komunikasi dan media elektronik sebagai media hubung dengan individu lainnya. Hal yang perlu dijadikan perhatian dalam kegiatan ini adalah cara pengadaan penyuluhan dimana sebisa mungkin tidak menciptakan kegiatan dengan mengundang masa yang besar. Untuk itu, dalam kasus ini penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pertemuan melalui video call secara grup atau bisa juga menggunakan layanan zoom yang mampu memuat banyak masa. Jika terdapat ketidakpahaman dalam menggunakan aplikasi pertemuan online, memberikan pelayanan pengajaran secara mandiri. Dengan adanya melek teknologi pada industri rumahan, tentu saja sangat memudahkan mereka dalam melakukan pemasaran meskipun di tengah keadaan pandemi seperti sekarang ini.

Di dunia ini tidak ada satupun negara yang bisa memprediksi kapan pandemi ini berakhir. Selain itu, belum adanya vaksin yang mampu menyembuhkan penderita virus Corona menambah ketidakpastian sektor ekonomi Indonesia. Sebagai seorang mahasiswa sekaligus administrator muda sudah sepatutnya kita menjadi agen perubahan, dimana kita dapat membantu meringankan beban pemerintah dalam pemeliharaan kehidupan masyarakat Indonesia melalui kegiatan-kegiatan yang mampu membantu keberlangsungan UMKM, sehingga sedikit demi sedikit roda ekonomi kelas bawah masyarakat mampu berputar. Virus Covid-19 ini memang virus berbahaya, tetapi perlu diingat bahwa Indonesia juga terjangkiti oleh penyakit sosial seperti kemiskinan yang secara perlahan mematikan nyawa mereka jika di masa pandemi ini tidak segera ditangani. Meskipun virus Covid-19 ini menyebabkan pemberlakuan pembatasan sosial di negara ini, tidak serta merta menjadikan seseorang sebagai mahluk yang miskin empati terhadap kondisi sekitar dan melupakan kodratnya sebagai mahluk sosial. Justru ditengah pandemi yang menyiksa ini, kontribusi sekecil apapun benar-benar memberi pengaruh besar bagi diri kita sendiri, masyarakat, dan negara Indonesia.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana

11 komentar untuk "Peran Mahasiswa Untuk UMKM Indonesia di Tengah Pandemi"

  1. Makasih banyak kak infonya,mantap

    BalasHapus
  2. terimakasih banyak, informasinya sangat bermanfaat��

    BalasHapus
  3. sangat bermanfaat informasinya ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  4. Informasinya bermanfaat banget terimakasih

    BalasHapus
  5. artikelnya sangat bermanfaat meyna rasya๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah...
      Sangat bermanfaat, terima kasih banyak..

      Hapus
  6. Artikel yang sangat bermanfaat, terima kasih ya

    BalasHapus
  7. Wah...
    Sangat bermanfaat, terima kasih banyak..

    BalasHapus
  8. Artikelnya sangat bermanfaat dan informatif, terima kasih ya

    BalasHapus
  9. Terimakasih infony bermanfaat sekali

    BalasHapus