Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang akan berubah jika semuanya serba dari rumah?

Oleh: Aprilla Nur A’imatul Umamah*

Mengingat hari-hari sebelum pandemi Covid-19 ini menyerang Indonesia, tentu hal yang wajar dimana orang orang dapat berinteraksi dengan bebas sesama lingkungannya, Bebas berkeliaran menghirup udara yang berbeda dari tempat asalnya,bebas melakukan segalanya tanpa dihadang oleh pemerintah. Namun keadaan ini jadi sulit diterima bagi orang orang penikmat obrolan dan objek wisata ketika dikabarkan bahwa Indonesia terjangkit Covid-19 yang dimana sekolah, kantor, pedagang hingga keindahan alam terpaksa harus ditutup dan semuanya kembali pada diri masing masing dan dirumah masing masing demi terputusnya rantai penyebaran Covid.

Apa yang akan berubah jika semuanya serba dari rumah?
Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Dari sini mulai tercipta jarak jauh yang memustahilkan orang orang untuk memutuskan tali silaturahmi, pendidikan dan perekonomian. Hal ini justru menjadikan kita semua agar mengenal dunia Digital, yang semuanya serba dari rumah pun bisa. Mulai dari belajar, bekerja, sampai berjual beli dari rumah hanya cukup dengan gadget dan internet. Tanpa harus mondar mandir berjalan kaki, berjumpa polusi, diterjang panas dan hujan. Namun disisi lain sebagai alat pendukung aktivitas kita, ada beberapa perusahaan yang menetapkan para karyawannya untuk tetap bekerja sesuai dengan ketentuan dan protokol kesehatan yang terjaga seperti penyedia layanan antar jemput; grab dan gojek juga layanan ekspedisi lainnya, karena tanpa mereka siapa lagi yang akan menuruti permintaan kita?

Selama masa pandemi, hampir seluruh masyarakat indonesia bisa mengoperasikan Teknologi informasi, yang bisa disebut karena keterpaksaan Jarak Jauh suatu kegiatan yang ada. Yaitu beberapa diantaranya sangat kesulitan untuk menggapai jaringan internet yang maksimal. Sehingga dalam pemakaiannya pun jadi kurang efektif dan kurang nyaman. Sungguh hal yang luar biasa bukan, jika kita bisa mengenal dunia digital secara keseluruhan. Namun hal ini juga bisa menjadi candu bagi seluruh manusia yang dimana dapat menciptakan kebebasan baru dan kreativitas yang pasti akan selalu baru pula. Yang meminta kita untuk selalu mempersiapkan diri lagi kedepannya. Dan tentunya harus dengan perilaku dan sikap kita yang positif dalam menghadapi dunia digital. Nah seperti apa sikap positif  kita terhadap dunia digital?

Pertama, Menggunakan Teknologi informasi dengan sebaik baiknya. Hal ini akan memicu otak bawah sadar kita untuk selalu mengelola dan bisa mengembangkan hal yang baru menjadi angan angan hingga terwujudnya angan angan tersebut, seperti mengikuti seminar dan motivasi, mencoba berbisnis melalui digitalisasi hingga berbagai kajian yang mungkin akan membawa spirit kita menuju seorang entepreneur dan lain sebagainya.

Kedua, Disiplin waktu. Pada hal ini, kita diharuskan untuk tidak selalu kebergantungan kepada Gadget, sehingga kita tidak menyia nyiakan kebutuhan pribadi seperti, makan dan istirahat.

Ketiga, Sharing ilmu. Kita tidak boleh berdiam diri ketika ada seseorang yang membutuhkan informasi kepada kita, dan kita pun harus aktif berbagi ilmu yang kita ketahui kepada orang lain, agar orang lain juga bisa membagikan ilmunya sehingga ilmu yang kita dapat itu bermanfaat.

Ketiga hal tersebut merupakan sikap yang harus kita ambil ketika berhadapan dengan digitalisasi yang tentunya juga memiliki beberapa hal yang harus kita hindari perilaku yang merugikan diri sendiri juga orang lain seperti Cybercrime yang mengacu  pada aktivitas komputer atau jaringan komputer yang digunakan sebagai alat scamming terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual untuk mengelabui access control, malware dan serangan DoS. Hal tersebut bisa memicu terjadinya konflik antar individu yang merasa dirugikan sehingga dapat menyebabkan pelaku dilaporkan ke pihak berwajib yang tentunya juga akan melacak keberadaan pelaku hingga ditahan di pihak tersebut. Dan jangan sampai diri kita terjebak dalam hal itu, entah sebagai pelaku atau korban. Kita harus berhati hati dalam menggunakannya. Karena kesadaran untuk membentengi diri agar tidak menjadi korban kejahatan digital tidaklah cukup.

Salah satu langkah efektif dalam meningkatkan literasi digital dan pencegahan terhadap cybercrime adalah kerjasama yang baik antar pemangku kepentingan.  Walaupun keamanan beraktivitas pada platform digital sangat tergantung dari banyaknya faktor eksternal seperti yang terjadi dimasa pandemi ini.

Sebagai pengguna gadget dan internet, selama semua yang dilakukan adalah kerja dari rumah, sudah banyak beberapa situs yang menuju langsung kepada pelaku cyber. Dan beberapa orang diindonesia juga sudah menjadi korban atas perilaku cyber. Saat ini dunia mengkhawatirkan kepada cybercrime untuk masa yang akan datang. Dan kita semua juga wajib melindungi diri atas pelaku cyber diantaranya

Pertama,  kita wajib waspada terhadap data diri yang ada ketika kita membuka beberapa situs, sekalipun situs itu dilindungi oleh UU, namun pelaku cyber pasti akan melakukan segala cara untuk menuntaskan visinya. Kita harus selalu memastikan kredibilitas dari platform yang dituju.

Kedua,  menggunakan email yang berbeda pada tiap situs dan tidak hanya satu email yang dipakai. Karena, email adalah salah satu sarana yang selalu digunakan para pelaku cyber.

Ketiga, menggunakan kata sandi yang unik agar tidak dapat diretas oleh pelaku cyber dan merahasiakanya dari orang laim, bagian ini merupakan lapisan pertama dalam keamanan saat menggunakan internet. Yang meminta kita untuk selalu waspada terhadap akun yang didaftarkan ke situs lainnya serta diminta untuk mengubah kata sandi sewaktu waktu.

Keempat,  mengaktifkan autentikasi 2 faktor supaya lebih aman dan nyaman, karena dalam bagian ini menerapkan proses verifikasi yang memiliki kode khusus yang dihubungkan ke gadget. Yang meminta pengguna agar memasukkan nomor telepon untuk proses sinkronisasi.

Sebagai manusia harus bersikap bijak dalam menghadapi dunia digital, jangan sampai yang awalnya ingin mencari kemudahan juga keuntungan malah berbalik jadi kesulitan serta kerugian. Karena pengaruh diri yang terlalu semena mena dan tidak waspada terhadap suatu hal yang kita tidak memahaminya, dan sebaiknya mencari informasi yang lebih akurat serta meminta perbandingan agar berselancar lebih aman dari pengaruh cybercrime.

Saat ini telah sampai kabar gembira bahwa pada tahun 2021, indonesia akan menginjak masa masa normal seperti sebelum pandemi ini menyerang indonesia. Yang dimana masa masa kebebasan akan dimulai kembali tanpa adanya resah gelisah. Namun dalam hal digitalisasi perlu disempurnakan agar tidak terlalu menjadi candu yang membuat orang orang malas bekerja dan beraktivitas. Karena pada dasarnya berhadapan dengan gadget sudah menjadi kebiasaan baru semenjak pandemi ini ada. Dan dari sini juga banyak masyarakat indonesia yang awalnya gaptek menjadi mahir hingga bisnis digital juga dikuasai.

Maka boleh untuk mengembangkan suatu pengetahuan dalam dunia digital, namun harus ingat bahwa lingkungan disekitar itu sangat membutuhkan kita, dan sepatutnya tidak mementingkan diri sendiri, juga harus memahami keadaan kepribadian orang lain agar kita tidak terjerumus kepada perilaku negatif yang mungkin akan menyerang fikiran kita nantinya.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana 

33 komentar untuk "Apa yang akan berubah jika semuanya serba dari rumah?"

  1. Sangat nenarik sekali,,isinya sangat relevan dgn yg sedang terjadi saat ini❣️

    BalasHapus
  2. Sangat memotivasi... Menarik... Terimakasih

    BalasHapus
  3. Sangat memotivasi

    BalasHapus
  4. Artikel yang baik dan bermanfaat
    Terimakasih :)

    BalasHapus
  5. Allysya Lailla Bilqiis12 Desember 2020 pukul 13.20

    informasi yang sangat luar biasaaa bagus

    BalasHapus
  6. Memotivasi, dapat bgt informasinya makasiiuii

    BalasHapus
  7. Artikelnya menarik dan bermanfaat, terima kasih

    BalasHapus
  8. Sangat bermanfaat terimakasih πŸ™

    BalasHapus
  9. Tingkatkan πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯

    BalasHapus