Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa “Lunch Box” Laris?

Oleh: Ahmad Zarkasih Nur*

Lunch box adalah perusahaan yang menyediakan barang – barang peralatan rumah tangga. Penulis pernah membaca mengapa lunch box yang mematok harga Rp. 39.000 terjual laris dan sangat digemari masyarakat. Menariknya, perusahaan lunch box tidak sebesar perusahaan-perusahaan lainnya. Lalu apa yang membuat produk mereka fenomenal? Penulis mencoba menganalisa beberapa keunggulan yang melekat pada produk tersebut.

Mengapa “Lunch Box” Laris?
Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels

Pertama, menetapkan nilai produk dengan baik. Perusahaan lunch box mampu memperkenalkan atau menjual barang produksinya dimana tidak sepenuhnya barang–barang keluaran terbarunya diketahui oleh masyarakat. Padahal produksi alat–alat rumah tangga selama ini banyak dikuasai oleh perusahaan besar. Menarik untuk dikaji tentang strategi apa saja yang digunakan oleh tim marketingnya sehingga sukses memikat hati masyarakat. salah satunya dengan cara menentukan nilai harga yang cocok sesuai dengan barang produksinya. Dari segi tekhnologi mungkin perusahaan launch box tidak kalah jauh dari perusahaan besar meskipun perusahaaan ini masih termasuk perusahaan kecil dan menegah pada tahun 2016. Bahkan merek perusahaan tersebut masih belum dikenal banyak oleh masyarakat luas. Selain itu, perusahaan tersebut tidak memiliki modal yang banyak seperti perusahaan yang sudah besar. Sehingga pada saat itu untuk membuat iklan memperlukan baiaya yang besar sehingga tidak membuat iklan.

Pada saat itu perusahaan lunch box hanya berfokus pada strategi penjualan berdasarkan nilai atau harga barang selain itu biaya modal yang dikeluarkan tujuannya untuk mengembangkan barang produksinya tersebut dan pada bagian marketing tersebut berfikir misalnya kita mengeluarkan barang yang hampir sejenis dan memiliki harga yang sama maka bisa dikatakan tidak ada daya saingnya. Sehingga ia mempunyai tujuan untuk menurunkan harganya dengan harga satu pertiga dari harga dari produk perusahaan besar tersebut. Setelah perusahaan launch box tersebut telah berusaha semaksimal mungkin lama kelamaan produk tersebut dikenal masyarakat akibat yang awal mulanya sedikit – sedikit pelanggan yang datang dan kemudian datang lagi memberikan komentar yang baik, lama kelamaan banyak pelanggan yang datang semakin banyak hanya dengan mengandalkan komunikasi antar temannya yang pernah datang membeli sebelumnya atau hanya lewat dari mulut ke mulut saja.

Pada saat itu perusahaan lunch box hanya menerapkan sistem perbedaan pada harga saja. Saat yang sama, ada perusahaan lain dengan menerapkan harga diawalnya Rp. 40.000 dan perusahaan launch box yang satunya dengan harga Rp. 39.000 dengan selisih perbedaan harga Rp. 1000. Akan tetapi pada produk lunch box sangat memuaskan pelanggan. Pelanggan lebih melihat harga yang lebih rendah sedikit. Strategi ini dapat meningkatkan hasil penjualannya dibandingkan dengan perusahaan yang sama dengan mengambil harga yang lebih tinggi sedikit. Sehingga keputusan yang diambil oleh perusahaan lunch box sangatlah tepat walau hanya lebih rendah sedikit saja. 

Pemasaran seperti ini tidak menekankan pada merek, pubilisitas, atau pun isi dari produk tersebut, tetapi kepada menenentukan nilai atau harga yang tepat terhadap produk apa yang kita pasarkan dan jualkan kepada konsumen. Dengan memberikan harga yang pas, produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Tetapi menentukan harga yang lebih rendah atau pas tidak akan selalu membuat penjualan kita meningkat atau belum tentu menjadi best seller. Kita ambil contoh pada perusahaan starbucks yang sudah terkenal di dunia dengan harga produknya yang tidak ramah di kantong. Kenyataannya perusahaan starbucks tetap hitz dan tetap laris dibeli oleh warga dunia. Starbuck awal mulanya membuat starategi bagaimana membentuk citra masyarakat agar terus dikenal.  Salah satunya dengan membentuk tempat ngopi yang berkelas dan mewah, sehingga perusahaan starbuck tetap dikenang sebagai tempat nongkrong bagi pelanggan. Karena suasana yang sangat berkelas, pelanggan rela membayar harga kopinya lebih mahal. Dengan demikian starbuck tidak perlu menurunkan harga untuk dapat meningkatkan penjualannya.

Kedua, Meningkatkan tingkat kualitas pada produksi. Perusahaan lunch box selalu berkomitmen untu terus meningkatkan tingkat kualitas barangnya. Ini dilakukan agar produk tersebut dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih besar dengan jenis usaha yang sama. Pada awalnya perusahaan lunch box mempelajari bagaimana memproduksi barang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Lunch box selalu melakukan percobaan agar menjadi produk yang terjangkau dan bagus.  Perusahaan lunch box ini menyediakan jenis peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik, aluminimum, besi, dan lainnya dalam membuat produknya tersebut.

Kita harus melihat produk apa yang kita produksi seperti alat rumah tangga. Ingat pelanggan lebih tertarik pada barang yang lebih murah dan memiliki kualitas yang bagus untuk peralatan rumah tangga. Penjualan peralatan rumah tangga masih sangat terbuka,  karena semua rumah membutuhkan perabotan yang digunakan setiap hari untuk melaksanakan kegiatan dirumahnya. Tetapi apabila kita lihat pada alat elektronik dengan menerapkan strategi penempatan nilai atau harga yang lebih rendah dengan kualitas yang tinggi mungkin tidak efektif. Kita ambil contoh pada perusahaan LG, Samsung pada perusahaan tersebut lebih menggunakan starategi pada harga yang tinggi dan menggunakan kualitas yang berkualitas karena masyarakat lebih melihat fashion.

Selain itu ada barang elektronik lainnya yang hanya dipasang dan ada dirumah saja seperti kulkas, AC, dan lainnya masyarakat lebih percaya pada bran yang sudah besar dan agak mahal. Kita ambil contoh pada perusahaan tiongkok yang berusaha menjual peralatan elektronik yang lebih murah dan kualitasnya tidak kalah bagus tetapi pada tingkat penjualannya tetap dikuasai oleh bran yang sudah besar diatas tersebut seperti LG, Samsung. Brand tersebut dipercaya konsumen lebih terjamin dalam hal kualitas produknya.

Kesimpulan dari saya dalam membuat suatu bisnis kita haruslah mengatahui selera, pola pikir dimasyarakat untuk bisa mengambil peluang baru dalam bisnis baru kita yang ingin kita buat. Bedakanlah strategi yang dibuat, contohnya dalam bidang bisnis elektronik, peralatan rumah tangga, makanan dan minuman. Ingatlah bahwa semua bidang dalam bisnis mempunyai starategi tersendiri agar meraih kesuksesan penjualan. Dalam menentukan nilai atau harga barang, kualitas barang, serta tipe konsumen yang kita tuju, diperlukan riset untuk meminimalisir kegagalan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

 Posted by Dedi Purwana

Posting Komentar untuk "Mengapa “Lunch Box” Laris?"