Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasib Sampah Plastik di Indonesia

Oleh: Patricia Regina Putrie*

Sampah plastik di indonesia sempat menjadi bicangan yang hangat. Dikarenakan belakangan ini banyak sekali penggunakan sampah plastik di Indonesia sehingga Indonesia memasuki peringkat ke-2 penghasil sampah plastik terbesar di dunia. 

Nasib Sampah Plastik di Indonesia
Foto oleh mali maeder dari Pexels

Peningkatan penggunaan plastik tidak dapat dipungkiri lagi karena kebutuhan hidup kita sudah sebagian besar bergantung pada produk plastik seperti halnya peralatan rumah tangga, kemasan makan, aksesoris dan masih banyak lagi. Tidak ada salahnya penggunaan plastik  menjadi kebutuhan kita dikarenakan relatif murah dan sangat membantu kita seperti mudah dibawa kemana-mana. Oleh karenanya, penggunaan sampah plastik terus meningkat di Indonesia.

Saat ini pemerintah berupaya mengurangi penggunaan limbah plastik. Pemerintah, misalnya mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik di departement store, minimarket atau toko-toko kecil lainnya. Penggunaan sampah plastik berbayar di minimarket untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, ternyata langkah tersebut tidak terlalu efektif dikarenakan harga plastik yang lebih murah dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kesadaran di Indonesia mengenai daur ulang dan dampak lingkungan dari plastik masih sangatlah rendah.

Setelah keterlibatan Pemerintah dalam memberikan kebijakan, masyarakat juga harus bisa memahami dalam menggunakan dan membuang sampah plastik sekali pakai. Karena kesadaran dalam pengelolaan sampah juga perlu dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Program pengelolaan sampah di sekolah pun perlu dilakukan untuk membangun kesadaran tentang bahaya sampah plastik. Sampah plastik bakal terus menjadi masalah, kalau Pemerintah tidak melibatkan masyarakat. Apabila perilaku dan sikap tentang kesadaran pengelolaan sampah tidak berjalan pada masyarakat, maka sampah bakal terus menjadi masalah di Indonesia. Percuma kan membuat kebijakan pengelolaan sampah, namun masyarakat justru belum paham tentang persoalan yang ditimbulkannya, jika tidak mengurangi penggunaan sampah plastik.

Walaupun pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan tetapi masyarakat masih saja suka membuang sampah sembarangan. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi sampah yang berserakan, seperti menyediakan tempat sampah. Sepertinya tempat sampah yang telah disediakan tidak berfungsi karena masih banyak orang yang suka membuang sampah di sembarang tempat, walaupun sudah disediakan tong sampah di berbagai tempat tertentu, sampah tetap saja terlihat menumpuk di mana saja. Hal dari penumpukkan sampah bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, tifus, virus yang berasal dari sampah tersebut.

Masalah sampah plastik di Indonesia sangatlah penting. Perlu diingat bahwa sampah plastik tidak dapat terurai dan tidak semua masyarakat Indonesia sadar akan hal ini. Dibeberapa negara telah menerapkan larangan sampah plastik sekali pakai. Contoh negara yang dari dahulu mengumpulkan sampah plastik untuk limbah yaitu negara Cina. Nah sekarang negara tersebut telah mengurangi pengumpulan sampah plastik. Alhasil negara yang biasanya mengirim ke negara tersebut sekarang bingung dan berimbas pada negara Indonesia yang memiliki perairan yang sangat luas.

Plastik yang dibuang ke sungai akan terbawa arus menuju laut berdampak pada kerusakaan lingkungan. Plastik yang berada di laut menimbulkan bahaya yang serius bagi burung dan hewan sekitar laut yang sering keliru menganggap itu sebagai makanan mereka. Terdapat ribuan hewan yang terluka atau mati setiap tahunnya setelah menelan sampah plastik yang dibuang. Seperti pemberitaan akhir-akhir ini bahwa seekor paus ditemukan mati terdampar di perairan dikarenakan paus tersebut telah menelan sekitar enam kilogram plastik dan sandal jepit. Selain itu membuang sampah plastik ke saluran pembuangan air (selokan) juga dapat menyebabkan penyumbatan saluran air yang akan berdampak sebagai tempat berkembangbiak nyamuk DBD dan menimbulkan berbagai penyakit dari nyamuk tersebut. Selain itu kualitas air menjadi tidak bagus dikarenakan zat-zat kimia yang terdapat dalam sampah plastik yang lama kelamaan secara perlahan dapat meracuni air yang akan kita gunakan dan tersumbat oleh sampah plastik. Selain itu juga mengeluarkan bau yag kurang sedap akibat telah menumpuknya sampah dan mengakibatkan meluapnya sungai dan terjadilah banjir.

Apabila sampah plastik tersebut masuk ke dalam tanah, maka molekul-molekul bahan plastik akan merusak ekosistem hewan di bawah tanah seperti cacing tanah karena adanya bahan kimia yang terurai di lingkungan tempat hidup hewan tersebut. Didalam plastik juga terdapat bahan PCB (Polychlorinated Biphenyl) apabila hewan memakan sampah plastik  makan hewan tersebut akan terkena racun sehingga merusak rantai makanan mereka. Hal diatas adalah sebuah kejadian yang sangat menyedihkan akibat ulah manusia terhadap lingkungan.  Jadi yang terkena dampak bukanlah hanya manusia melainkan rusak dan punahnya mahluk hidup yang ada. Selain itu sampah plastik juga memiliki dampak buruk yang tidak hanya dilingkungan saja melainkan merugikan sisi ekonomi negara dan pendapatan sektor kelautan yang bisa terus menurun. Oleh karena itu, perlu adanya solusi yang tegas untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang ada di laut.

Pengelolaan sampah yang tidak memadai juga menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal tersebut tidak kalah penting dengan meningkatnya biaya untuk mengobati penyakit yang diakibatkan oleh bakteri yang berasal dari lingkungan yang tercemar dan berkurangnya penghasilan akibat tidak masuk kerja serta rendahnya produktivitas karena kesehatan mereka yang terganggu. Hal yang membuat orang membuang sampah sembarang yaitu malas, kurang sadar diri dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Jadi Kebiasaan membuang sampah sembarangan dapat kita ubah dengan memperkuat rasa kepedulian terhadap lingkungan dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan karena hal tersebut akan merugikan diri sendiri dan sekitar.

Salah satu cara untuk mengurangi pengunaan sampah plastik dengan membawa barang menggunakan tas belanja atau tas berbahan kertas. Dikarenakan tas tersebut lebih ramah lingkungan dan menggurangi penggunaan sampah plastik. Selain penggunaan tas belanja kita juga bisa menggunakan cara lain untuk mengelola sampah plastik dengan cara mendaur ulang bahan plastik, dimana sampah plastik pun dapat diolah agar lebih menjaga lingkungan kita dan menghasilkan nilai yang lebih ekonomis. Mendaur ulang sampah plastik juga dapat menghasilkan pembangkit tenaga listrik yang dianggap dapat meminimalisir masalah sampah. Untuk mengatasi persoalan pencemaran sampah dari plastik, kita dapat berkontribusi dengan cara hidup ramah lingkungan. Selain itu sedotan plastik juga dikurangi diberbagi tempat. Berikut cara lain yang bisa dilakukan antara lain adalah: Pelarangan atau pembatasan produk plastik, melibatkan masyarakat untuk dapat memilah dan memilih sampah serta melakukan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dari sampah termaksud sampah plastik. Kesadaran bahwa pentingnya untuk tidak membuang sampah plastik disembarang tempat ataupun kesadaran manusia untuk lebih memakai bahan yang ramah lingkungan serta mengurangi pengunaan bahan-bahan yang menggunakan plastik di harapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik.

*Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana 

42 komentar untuk "Nasib Sampah Plastik di Indonesia"

  1. Keren dan menarik mudah di pahamkan

    BalasHapus
  2. artikel ini sangat bermanfaat, palatik dapat di daur, walaupun masih ada yg membuang samapah palstik sembarangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener banget jadi kita harus mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai

      Hapus
  3. Sangat bermanfaat, thanks.

    BalasHapus
  4. Terima kasih, sangat bermanfaat👍👍

    BalasHapus
  5. Nice artikel sangat bermanfaat

    BalasHapus
  6. Keren dan sangat bermanfaat, sukses terus

    BalasHapus
  7. Lalu bagaimana cara UNJ menangani sampah plastik di lingkungan kampus?

    BalasHapus
  8. Rizka Bunga Mustika23 Desember 2020 pukul 06.25

    Sangat bermanfaat artikelnya

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Sangat informatif dan mengedukasi sekali.

    BalasHapus
  11. Artikelnya keren,semoga pemerintah dan masasrakat sadar akan pentingnya mendaur ulang sampah plastik,

    BalasHapus