Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Urgensi Milenial Melek Investasi di Masa Pandemi

Oleh: Tiara Zulfina Ramadhanti*

Pandemi membuat seluruh sektor di setiap negara terpuruk. Sektor ekonomi menjadi yang paling besar dampaknya. Pengangguran, berkurangnya upah harian, minimnya tingkat konsumsi masyarakat dan defisitnya pendapatan negara menjadi permasalahan serius yang harus diselesaikan selain sektor kesehatan. Berbagai macam upaya telah dilakukan pemerintah, namun belum juga terlihat penyelesaian masalahnya. 

Urgensi Milenial Melek Investasi di Masa Pandemi
Foto oleh Lukas dari Pexels

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, generasi milenial dapat membantu membangkitkan sektor ekonomi negara di masa pandemi. Caranya adalah dengan berinvestasi. Namun sayangnya, sebagian besar pemuda Indonesia masih sangat awam dengan kata ‘investasi’ ini, pun cara melakukannya. Untuk itu, sebagai penerus bangsa, generasi milenial penting untuk melek dan belajar mengenai investasi, terlebih di masa pendemi sekarang ini.

Adanya waktu luang di masa pandemi ini dapat milenial gunakan untuk belajar investasi. Mulanya, pastikan berapa uang dimiliki untuk sebagai modal yang dalam memulai investasi. Selain itu, milenial perlu menetapkan dan memantapkan tujuan mengapa dirinya melakukan investasi. Selain untuk membangkitkan perekonomian negara, investor juga perlu menetapkan tujuan pribadinya dalam melakukan investasi. Berapa banyak keuntungan yang ingin diraih dan dalam jangka waktu berapa ingin melakukan investasi. kedua pertanaan ini sangat memengaruhi jenis investasi apa yang bsebaiknya dijalani oleh milenial di masa pandemi saat ini.

Dalam mempelajari dunia investasi, milenial dapat memanfaatkan internet sebagai sumber informasinya. Banyak video dan artikel mumpuni bertebaran di dunia maya yang membahas investasi. belajar investasi juga akan lebih matang dengan mengikuti webinar-webinar mengenai investasi. Meskipun di rumah, ilmu tetap bertambah, dan uang semakin berlimpah dengan belajar dan mempraktikan investasi.

Investasi adalah kegiatan menanamkan modal atau uang dengan harapan akan mendapatkan imbalan atau keuntungan dari penanaman modal tersebut. Saat ini kita lebih sering mendengar bahwa investasi adalah tentang memiliki saham, reksadana, atau surat berharga lainnya. Padahal, investasi tidak melulu berkaitan dengan pasar modal. Investasi dapat dilakukan kepada sektor-sektor kecil di perekonomian negara kita, misalnya adalah UMKM. Sejatinya pun, UMKM adalah sektor usaha yang paling membutuhkan investasi. Perekonomian di negara ini berjalan selayaknya lingkaran berputar. Berkurangnya gaji dan upah yang diberikan kepada pekerja membuat tingkat konsumsi masyarakat menjadi turun. Hal ini dirasakan oleh UMKM yang tersebar di negeri ini, mereka hilang pendapatan yang tidak sedikit.

Namun sayangnya, masyarakat Indonesia masih lebih tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. Berinvestasi di pasar modal memang banyak jenisnya, pilihan saham yang begitu banyak, reksadana yang menggiurkan, dan obligasi yang memiliki bunga tinggi. Investasi properti juga tidak kalah merebak di Indonesia. Investor yang memiliki tujuan untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang dengan modal yang besar tentu akan memilih properti sebagai media investasinya. Tetapi, apapun jenis investasi yang dilakukan, pengaruh dan dampaknya sama besar untuk negara.

Dengan investasi, generasi milenial telah membantu memperkuat perekenomian negara. Investasi adalah salah satu faktor yang membuat perekonomian suatu negara tumbuh. Sebagaimana rumus perhitungan perkembangan ekonomi, bahwa PDB = konsumsi masyarakat + investasi + pengeluaran negara. Pertumbuhan investasi, konsumsi masyarakat, dan pengeluaran negara berbanding lurus dalam berperan untuk menjadi faktor berkembangnya perekonomian suatu negara. Tingkat investasi yang naik akan memberikan dampak positif naiknya tingkat konsumsi masyarakat danpengeluaran negara. Maka investasi yang meningkat, menandakan berkembangnya ekonomi suatu negara.

Di masa pandemi ini, kita sama-sama mengetahui bahwa ekonomi Indonesia bergerak turun pertumbuhannya. Hal ini disebabkan karena menurunnya faktor-faktor pertumbuhan ekonomi; konsumsi, belanja negara, dan investasi. Pendapatan yang turun, menyebabkan masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menyimpan uangnya di rumah. Kondisi di awal masa pandemi yang tidak pasti, membuat masyarakat Indonesia tidak membelanjakan uangnya dan tidak mau mengambil resiko untuk berinvestasi. Hal ini wajar terjadi, mengingat pandemi sangat berdampak pada hampir seluruh sektor ekonomi Indonesia.

Pandemi yang berlangsung di Indonesia sedikit-banyak memengaruhi perkembangan investasi di negeri ini. Sebelum virus COVID-19 memasuki wilayah Indonesia, sekitar pada bulan Januari 2020, IHSG di Bursa Efek Indonesia mencapai angka 6300. Kondisi yang sangat baik terjadi di pasar modal Indonesia. Saat wabah tersebut mulai terdengar sudah merasuk ke negara tetangga, dan tidak lama masuk ke Indonesia, IHSG di Bursa Efek Indonesia melaju turun. Pada pertengahan Maret 2020, IHSG di Indonesia tidak pernah mencapai angka 4000. Hal ini masih berlangsung saat pemberlakuan PSBB ketat. Seiring berkurangnya pemberlakuan PSBB, IHSG sedikit demi sedikit merangkak naik. Desember ini, angka IHSG di Bursa Efek Indonesia mencapai angka 5.900. Angka yang sangat tinggi di dunia investasi pada masa pandemi yang belum berakhir di Indonesia.

Pertumbuhan investasi yang sangat pesat ini perlu dikembangkan lebih lagi di masa ekonomi Indonesia yang masih resesi. Investasi yang bertumbuh naik dapat menjadi pembuka jalan bagi ekonomi negara kita bangkit. Tingkat investasi yang tinggi dapat menjadikan tingkat produksi di Indonesia meningkat. Produksi yang banyak dan penawaran yang meningkat akan membuat Indonesia tidak mengalami kelangkaan dan konsumsi masyarakat bertambah.

Kegiatan investasi yang berlangsung di setiap negara tentu banyak menguntungkan berbagai lapisan sektor ekonomi. Dengan investasi, peredaran uang suatu negara menjadi lebih hidup. Investasi juga membuat stock capital di Indonesia bertambah. Baik untuk UMKM ataupun perusahaan go public, investasi yang diberikan tentu akan diserap untuk membangun usaha. Pada akhirnya pembangunan usaha yang maksimal akan menciptakan penghasilan dan mencapai keuntungan yang dapat memenuhi target imbalan yang akan diberikan untuk investor.

Untuk itu, milenial Indonesia sudah sepantasnya mulai ‘melek’ investasi mulai dari sekarang. Pertumbuhan ekonomi yang masih terkontraksi bekisar 2% akhir-akhir ini sangat membutuhkan ‘aksi masyarakat’nya yang dapat menguatkan perekonomian negara. Investasi adalah bentuk nyata pemuda Indonesia di masa pandemi ini berkontribusi untuk negara. Karena investasi adalah salah satu faktor besar yang memengaruhi keberlangsungan perekonomian negara.

Investasi, adalah hal mudah yang bisa dilakukan milenial Indonesia di masa pandemi namun memiliki dampak yang besar untuk perekonomian negara. Milenial Indonesia adalah generasi emas berpikiran cerdas, yang seharusnya sudah belajar investasi dan mulai mempraktikannya sejak masa pandemi. Mumpung memiliki waktu luang, belajar dan berinvestasi di masa pandemi itu mesti! Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat dunia kampus.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana 

Posting Komentar untuk "Urgensi Milenial Melek Investasi di Masa Pandemi"