Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tata kelola universitas yang baik

Sobat dunia kampus! Pengelolaan suatu universitas berbeda dengan pengelolaan institusi-institusi dan organisasi-organisasi lain, karena sifat-sifat yang unik dari universitas. Institusi ini tidak hanya memproduksi dan menyajikan jasa tetapi juga produk lain (barang).  Jasa universitas diperlukan oleh masyarakat secara luas tetapi tetap diharapkan sebagai non-profit organization. Universitas perlu dikelola agar tetap exist, baik yang mendapat support dari pemerintah maupun yang sepenuhnya berstatus swasta.

Tata kelola universitas yang baik


Universitas diadakan dan diselenggarakan serta dipelihara keberadaannya adalah untuk bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara  akan adanya pendidikan tinggi yang bermutu, adanya penelitian-penelitian yang bermanfaat, dan ada-nya pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya yang dapat meningkatkan harkat, martabat, derajat dan kesejahteraan masyarakat,bangsa dan negara itu. Berdasarkan hakikat universitas itu maka pengelolaan universitas tidak hanya diarahkan untuk sekedar mempertahankan keberadaan universitas itu – survival – tetapi sekaligus diarahkan agar universitas dapat benar-benar memproduksi segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat tadi dan menyajikannya kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya.  Universitas harus dikelola agar dapat berproses untuk menghasilkan out-puts guna memenuhi kebutuhan masyarakat tadi.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan stakeholder-nya universitas memang perlu survive, tetapi  perjuangan keras mengelola universitas jangan hanya untuk survival-nya institusi atau demi kesejahtaraan institusi itu sendiri, tetapi harus sekaligus untuk bisa memenuhi kebutuhan seluruh stakeholder-nya. Jadi ada dua tantangan yang dihadapi oleh pengelola universitas yaitu survival dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Dua hal itu jangan dipersepsikan seakan-akan dapat dipisahkan dalam jangka panjang. Dua tantangan itu seperti dua sisi dari mata uang yang sama, tak dapat dipisahkan. Universitas yang tidak mampu memenuhi kebutuhan stakeholder-nya tidak akan dapat survive (dalam jangka panjang). Dan universitas yang tidak survive (dengan baik) juga tidak akan dapat memenuhi kebutuhan stakeholder-nya.

Tantangan bagi manajemen universitas itu bertambah barat jika diingat bahwa kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh universitas itu bersifat dinamis. Artinya kebutuhan-kebutuhan itu dari waktu ke waktu selalu berubah dalam arti selalu bertambah besar atau banyak dan yang dituntut selalu bertambah tinggi mutunya. Kebutuhan akan pendidikan tinggi dituntut oleh semakin banyak orang, dan mutunyapun dituntut semakin baik. Demikian pula tuntutan akan pe-nelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Manajemen universitas harus dapat membuat universitas mampu memenuhi tun-tutan masyarakat yang demikian itu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa universitas yang berhasil adalah universitas yang keberhasilannya terutama dalam menyelenggarakan pendidikan dan dalam melaksanakan penelitian-penelitian yang hasilnya dirasakan man-faatnya oleh masyarakat. Jadi bukan semata-mata karena baik manajemennya. Tetapi da-lam jangka panjang memang benar bahwa manajemen universitas yang baik akan ber-dampak pada dapat terselenggaranya pendidikan dan penelitian yang baik. Sebaliknya manajemen universitas yang tidak baik akan berdampak menghambat berkembangnya proses pendidikan dan penelitian ke arah yang lebih baik.

Masih ada di antara kita yang bekerja di universitas yang kurang menyadari bah-wa universitas yang berhasil itu adalah universitas yang keberhasilannya terutama diteri-ma dan dirasakan oleh mahasiswa dan lulusannya. Misalnya mahasiswa merasakan banyak mendapat pelajaran yang bermanfaat dari universitasnya; mahasiswa dan lulusannya banyak dicari oleh lapangan kerja; lulusannya dinilai lebih tinggi dari pada lulusan perguruan tinggi lainnya; lulusannya lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan pekerjaan; lulusannya lebih mudah diterima untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan lain sebagainya.

Kita perlu lebih meyakini bahwa adanya pengajaran yang baik oleh setiap dosen, adanya banyak penelitian yang baik di semua Jurusan, adanya unsur pendukung akademik yang mencukupi, dan adanya suasana akademik yang baik semuanya itu akan bermuara pada adanya pendidikan yang baik dan yang efektif yang dibutuhkan oleh masyarakat. Keuntungan-keuntungan itu akan bertahan dalam waktu lama, dan akan menciptakan kecintaan dan kesetiaan para mahasiswa dan lulusan kepada institusi. Mana-jemen universitas harus berusaha keras melalui berbagai upaya agar akhirnya universitasnya dapat mencapai kondisi-kondisi seperti diuraikan di atas.

Perguruan tinggi akan jauh menjadi lebih baik bila manajemennya mampu mendefinisikan secara lebih luas aspek-aspek yang diperlukan untuk menjadikan universitas menjadi berhasil. Universitas berhasil bukan  hanya karena adanya lingkungan yang baik, tanpa adanya upaya menemukan hal-hal baru melalui kegiatan-kegiatan pene-litian dan upaya-upaya lain agar tercipta suasana akademik yang kondusif.

Jumlah mahasiswa yang besar bisa menjadi indikasi universitas yang berhasil, tetapi itu tidak cukup kalau tidak diiringi dengan adanya dimensi mutu dari komponen-komponen lainnya. Sebaliknya jumlah mahasiswa yang besar justru akan menjadi beban yang amat berat bagi universitas bila tidak diimbangin dengan adanya mutu yang semakin baik dari unsur-unsur lainnya. Beban yang amat berat itu justru akan membuat universitas sulit un-tuk berhasil. Negara ini memerlukan lebih banyak universitas yang berhasil, terutama universitas yang dapat berhasil tanpa mewarisi harta dan status dari pendahulunya.

Universitas itu berhasil karena kinerja dan prestasi segenap staf dan mahasiswanya. Oleh karena itu staf dosen, pegawai non-edukatif dan mahasiswa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan universitas. Mereka merupakan sumberdaya manusia yang harus mendapat pengelolaan yang tepat agar mereka dapat berprestasi dengan baik dan membawa universitas menuju keberhasilan. Di masa depan pengelolaan sumber daya manusia ini perlu mendapat perhatian yang lebih besar dan lebih baik bila universitas ingin lebih berhasil.

Di masa yang lalu sumber daya manusia yang mengelola universitas sudah mendapat perhatian yang lebih baik dengan harapan mereka akan mampu mengelola sumber daya manusia lainnya dengan lebih baik dan lebih sesuai untuk dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dengan lebih optimal sampai maksimal. Rupanya perhatian yang lebih baik kepada para pengelola perguruan tinggi yang memberi tingkat kesejahteraan yang relatif lebih baik itu belum mampu membuatnya lebih mampu mengelola sumber daya manusia lainnya. Padahal sumber daya manusia lainnya inilah, termasuk dosen dan mahasiswa, yang prestasinya akan lebih menentukan keberhasilan universitas. Jelas sudah bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan komponen manajemen univer-sitas yang terpenting. Manajemen komponen lainnya (keuangan, sarana, prasarana, dan lain-lain) harus lebih diarahkan untuk lebih mensukseskan manajemen sumber daya manusia agar bisa berprestasi lebih baik.

Sukses universitas dalam satu hal merupakan momentum yang baik untuk mendorong sukses berikutnya dalam hal-hal yang lain. Institutional management merupakan satu faktor yang kesuksesannya akan mendorong pada sukses-sukses lainnya dalam kehidupan universitas. Manajemen universitas perlu dibangun agar dapat memicu kesuksesan faktor-faktor  universitas lainnya. Untuk sukses universitas harus mampu mendorong tumbuhnya inisiatif dari bawah, dan mencegah adanya “kontrol” yang tidak perlu. Universitas yang ingin lebih sukses selalu berusaha keras memotivasi dan memfasilitasi staf dan mahasiswanya agar dapat mencapai prestasi yang tinggi.

Keberhasilan suatu universitas barangkali lebih didorong oleh ambisi untuk menjadi universitas “kelas dunia” atau untuk memenangi persaingan dalam jajaran universitas di lingkungannya. Tanpa ambisi semacam itu sulit diharapkan universitas dapat memacu dirinya untuk menjadi lebih baik. Adanya competitive block grant yang dikelola oleh pemerintah dimaksudkan untuk menumbuhkan ambisi semacam itu. Sejauh manakah program itu berhasil menumbuhkan ambisi memperbaiki perguruan tinggi kita ? Apakah ambisi untuk memperbaiki perguruan tinggi itu memang ada di lingkungan perguruan tinggi kita ? Atau terbatas pada ambisi untuk mendapatkan dana yang lebih besar ?

Keberhasilan sulit dicapai dalam universitas dengan struktur hirarkhi yang ketat dan top-down management.  Struktur dan pola manajemen semacam itu akan berakibat tidak bebas dan lancarnya komunikasi antar unit dan antar individu, yang berakibat lebih jauh pada kurang lancar dan baiknya interaksi antar unit dan individu itu. Kalau ini terjadi jelas tidak menguntungkan untuk terjadinya proses kerja yang baik. Keberhasilan akan lebih mudah dicapai bila strukturnya datar, komunikasi dapat cepat dan informal, yang staf akademik dan pegawai administrasi akan merasa bahwa gagasan-gagasannya akan dipertimbangkan atas dasar nilai dan manfaatnya (merit), yang terbuka untuk diperdebatkan, dan bukan karena pangkat, kedudukan, dan jabatan.

Universitas perlu diberdayakan dan memberdayakan dirinya agar mampu menggunakan kebebasannya untuk menjadi institusi yang dinamik dan mandiri. Itulah sebabnya otonomi perguruan tinggi diberikan sedikit demi sedikit. Tetapi apabila otonomi ini tidak dimanfaatkan oleh perguruan tinggi maka perguruan tinggi itu tidak memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar mandiri dan dinamis. Untuk itu universitas perlu mengadopsi gaya manajemen yang memungkinkan universitas mengaktualisasikan seluruh potensi yang ada pada para dosen dan mahasiswa, dan bukan gaya manajemen yang membungkam inisiatif mereka.

Posting Komentar untuk "Tata kelola universitas yang baik"