Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

COVID-19 dan Bayang-bayang Kemiskinan

Oleh: Renny Andriani*

Saat ini kita tahu bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Kondisi ini disebabkan oleh sebuah virus Covid-19 (coronavirus disease 2019), penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada 31 Desember 2019. Coronavirus ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, dan yang terparahnya adalah bisa menyebabkan kematian. Virus ini dapat menyerang siapa saja, seperti lansia, orang dewasa (termasuk ibu hamil dan ibu menyusui), bahkan anak-anak. Virus ini pun kini menyebar ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. 

COVID-19 dan Bayang-bayang Kemiskinan
Foto oleh ding lei dari Pexels

Berdasarkan data dari worldometers.info, kasus Covid-19 di seluruh dunia terhitung hingga Senin, 7 Desember 2020 yaitu mencapai 67.445.940 kasus, dengan kasus kematiannya berjumlah 1.542.679  jiwa, dan sebanyak 46.636.129 orang berhasil sembuh. Sementara di Indonesia sendiri, terhitung hingga 7 Desember 2020, total kasus yang tertular Covid-19 sebanyak 581.550 kasus, dengan kasus pasien yang sembuh sejumlah 479.202 orang, sedangkan pasien yang meninggal dunia sebanyak 17.867 jiwa.

Sejak kemunculan pertama kali Covid-19 di Indonesia, yaitu pada tanggal 2 Maret 2019, hingga saat ini Desember 2020, telah banyak membuat perubahan terhadap kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Seperti diberlakukannya pembatasan sosial, masyarakat diimbau oleh pemerintah agar melakukan berbagai kegiatan dari rumah, selain itu masyarakat juga menjadi lebih sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak dengan orang lain. Namun, virus ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial, melainkan juga berdampak terhadap hal lainnya, seperti pendidikan dan perekonomian Indonesia.

Kemiskinan dan Pengangguran Meningkat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa angka kemiskinan Indonesia sebelumnya adalah 9,4 persen, angka tersebut merupakan angka kemiskinan terendah dari sejarah Indonesia, tetapi di masa pandemi ini tingkat kemiskinan kembali meningkat yaitu mencapai 9,78%.

Sementara itu, imbas dari pandemi ini banyak pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia naik drastis. Berdasarkan data di Kementerian Ketenagakerjaan, banyaknya pekerja yang terkena PHK maupun dirumahkan sebanyak 3,5 juta orang. Hal itu pun menyebabkan jumlah pengangguran bertambah dari 6,8 juta orang menjadi 10,3 juta orang.

Namun, tidak hanya para pekerja yang terkena imbas, para pengusaha kecil seperti UMKM juga terkena dampaknya. Karena adanya kebijakan pemerintah atau aturan pembatasan sosial, masyarakat harus  melakukan segala aktivitas di rumah dan hal ini mempengaruhi kegiatan atau aktivitas jual beli. Misalnya, masyarakat  menjadi lebih sering melakukan jual beli secara online daripada secara langsung, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Akibatnya, banyak  UMKM  yang mengalami penurunan omzet penjualan, bahkan terparahnya sampai harus gulung tikar. Berdasarkan data dari katadata.com, pandemi ini menyebabkan 63,9% dari UMKM yang terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30%.

Siswa Kesulitan Melakukan Pembelajaran Jarak Jauh

Dampak dari Covid-19 ini tidak hanya berpengaruh terhadap para pekerja dan UMKM saja, tetapi juga terhadap pendidikan. Kebijakan pembatasan sosial yang diatur oleh pemerintah mengharuskan seluruh pelajar dan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau secara online. Namun, masalahnya adalah masih banyak kendala terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, salah satunya adalah masalah finansial.

Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat jarak kemampuan pembelajaran jarak jauh antara siswa dengan tingkat ekonomi yang rendah dengan yang tinggi. Menurut beliau, hal ini disebabkan oleh kurangnya akses digital terhadap anak dengan ekonomi rendah.

Misalnya adalah tidak semua orang memiliki gadget (smartphone, laptop, computer) terutama para siswa yang tinggal di pedesaan atau pedalaman, dan tidak semua orang mampu untuk membeli kebutuhan kuota internet, yang bahkan untuk makan sehari-hari pun masih kekurangan. Kita semua pasti tahu bahwa memang ada bantuan dari pemerintah, tetapi bantuan tersebut masih belum merata.

Tidak Semua Orang Bisa Mengikuti Perkembangan Teknologi Informasi

Di era revolusi industri 4.0 ini, teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih dan berkembang. Terlebih, di masa pandemi ini orang-orang menjadi lebih sering melakukan sesuatu dari rumah sehingga belajar, bekerja, dan berbelanja pun dilakukan secara online. Namun, kita tidak bisa memukul rata bahwa semua orang bisa mengikuti perkembangan teknologi ini.  Masih banyak yang tidak mengerti bagaimana cara menggunakan telepon pintar dan internet.

Berkaitan dengan UMKM yang terdampak oleh Covid-19 ini, banyak dari UMKM yang memilih untuk menjalankan usaha secara online atau dengan menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi. Smartphone dan Laptop/PC menjadi media utama dalam menjalankan usaha, tetapi tidak semua kalangan bisa mengggunakannya, terutama masyarakat berusia lanjut.

Selain itu, terdapat beberapa kendala dalam menjalankan usaha melalui smartphone atau laptop/PC, di antaranya adalah; Dana tidak memadai, infrastruktur telekomunikasi tidak layak, tenaga kerja tidak siap, kurangnya pengetahuan menjalankan usaha online, konsumen belum mampu menggunakan internet.

Perihal pembelajaran jarak jauh pun memiliki masalah yang serupa. Para siswa yang tinggal di pedesaan memiliki akses internet yang belum memadai. Selain itu, banyak siswa yang masih belum memiliki gadget dan pengetahuan dalam penggunaannya juga masih rendah. Hal ini dikarenakan pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi memerlukan pendekatan yang berbeda dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 ini telah membawa banyak perubahan besar terhadap kondisi sosial budaya, perekonomian, dan pendidikan di Indonesia. Masalah kemiskinan menjadi salah satu hambatan dan sekaligus menjadi akibatnya.

Meningkatnya presentase kemiskinan sebagai akibat dari banyaknya para pekerja yang di PHK atau dirumahkan dan para UMKM yang omzet penjualannya menurun bahkan harus menutup usaha mereka, sehingga tidak punya pemasukkan lagi, yang juga mengakibatkan tingkat pengangguran menjadi meningkat tajam. Sementara itu, kemiskinan juga menjadi penghambat dan kendala para siswa dalam melakukan pembelajaran jarak jauh atau secara online.

Sejauh ini, pemerintah pun sudah melakukan banyak program untuk menurunkan presentase kemiskinan, dengan memberi bantuan langsung tunai (BLT), Kartu prakerja, bantuan sembako, hingga bantuan kuota internet untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan atau jarak jauh. Namun, semua hal tersebut masih belum ampuh dan efektif untuk memotong rantai kemiskinan dampak dari pandemi Covid-19 ini.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Salah satu cara agar kita dapat terbebas dari kondisi seperti ini adalah dengan membuat virus ini menghilang dari negara kita. Hal itu bukan hanya tugas pemerintah, melainkan  tugas dan kewajiban kita semua. Kita perlu sadar akan kesehatan diri sendiri. Dengan selalu memakai masker jika keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dengan orang lain merupakan kunci untuk menekan penyebaran dan penularan Covid-19.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana 

35 komentar untuk "COVID-19 dan Bayang-bayang Kemiskinan"

  1. Artikel yang informatif, terimakasih renny

    BalasHapus
  2. Sangat memotivasi... Menarik... Terimakasih

    BalasHapus
  3. Artikel yang sangat informatif, terima kasih

    BalasHapus
  4. waah terima kasih sangat bermanfaat renny

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih ya

      Hapus
  6. Novianti Hari Rahmawati10 Desember 2020 pukul 09.44

    artikel yang sangat bermanfaat, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih:))

      Hapus
  7. ini bermanfaat banget artikelnyaaa

    BalasHapus
  8. Sangat bermanfaat artikel nya

    BalasHapus
  9. Keren artikelnya, penyampaian isi dan maksudnya sangat jelas bagi para pembaca, khususnya bagi saya sendiri. Impressive!😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih Sovia ��

      Hapus
  10. Artikelnya sangat mudau dipahami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih��

      Hapus
  11. Penggunaan kosa kata yang mudah dipahami, sehingga tulisan ini mudah dicerna oleh berbagai macam kalangan

    BalasHapus
  12. Terima kasih yaaa:)))

    BalasHapus
  13. Artikelnya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sangat informatif

    BalasHapus
  14. Karienda Faisa Asri10 Desember 2020 pukul 13.33

    Sangat informatif dan menggunakan kata yang mudah dipahami

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Artikelnya sangat menarik sekali. Membahas permasalahan yang sedang terjadi saat ini, tentu saja menambah pengetahuan bagi pembaca khususnya saya sendiri.

    BalasHapus