Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perubahan Iklim, Generasi Milenial Bisa Apa?

Oleh: Rian Rizki Ramadan*

Perubahan Iklim, Generasi Milenial Bisa Apa?
https://www.pexels.com/id-id/foto/asap-asap-kabut-asbut-capai-221012/

Bumi berada di ambang kepunahan” itulah kata yang diucapkan oleh Greta Thunberg, pelopor dalam sebuah aksi untuk iklim yang telah berjalan beberapa tahun belakangan ini untuk menekan angka perubahan iklim yang telah melanda dunia. Dilandasi oleh keresahannya terhadap kondisi bumi yang memprihatinkan sampai saat ini. di usianya yang tergolong masih belia, Greta mampu membuat sebuah gerakan yang masif, tidak hanya di negara ia berasal, tetapi dari seluruh penjuru dunia turut ikut andil dalam mempelopori sebuah gerakan aksi untuk iklim tersebut yang bernama “Friday for Future”.

Pada saat ini, perubahan iklim digadang-gadang  menjadi masalah serius yang harus dihadapi generasi milenial, khusus bagi planet bumi yang kita huni sekarang ini. Perubahan iklim diaplikasikan untuk memperlihatkan perubahan jangka panjang pada suhu dan pola cuaca gobal pada saat ini. Suhu bumi yang terus berubah secara drastis berdampak pada kondisi cuaca yang ekstrem, naiknya permukaan laut, kerusakan ekosistem di pesisir, punahnya spesies dan tanaman yang vital, serta tak luput masalah kesehatan dan ekonomi global yang juga ikut terdampak.

Disaat kondisi seperti ini, para penghuni bumi khususnya generasi milenial yang diasumsikan sangat memberikan dampak yang besar terhadap perubahan iklim karena pola hidup dan aktivitas yang mereka jalani setiap hari terlalu hedon dan berlebihan. Perlu kepekaan diri yang tinggi guna menjaga kestabilan kondisi bumi pada saat ini, demi menjaga keberlangsungan hidup di muka bumi.

Bukti nyata perubahan iklim

Di tahun 2018, pada laporan IPCC yang telah dirilis. Peningkatan suhu bumi sebesar 1,5 derajat celcius sekarang ini, akan berdampak pada kondisi cuaca yang lebih ekstrem, menjoroknya permukaan laut ke daratan, merubah ekosistem pesisir laut, punahnya spesies dan tanaman yang sangat vital di dunia, serta masalah pada kesehatan dan ekonomi dunia. Pada penelitian yang dilakukan oleh PBB pada tahun 2018, mereka mengungkapkan bahwa kita harus mengambil sikap dengan cepat. Suhu global yang akan naik di atas 3 derajat celcius pada akhir abad ini. tentunya, dengan kenaikan suhu yang akan kita alami membuat segalanya menjadi lebih buruk.

Daratan tinggi kota dapat dilahap oleh menjoroknya samudera ke daratan tinggi, beberapa spesies tanaman dan hewan akan menghadapi kepunahan masal karena gagal beradaptasi dengan suhu yang semakin meningkat, dan ratusan juta orang yang akan terpaksa bermigrasi karena masalah lingkungan di sekitaran tempat tinggal mereka. Semakin tingginya permukaan laut global sebesar 20 cm yang mengalami percepatan. Kadar asam laut semakin meningkat karena mengandung lebih banyak karbon dioksida. Frekuensi gelombang panas turut meningkat disertai intensitas curah hujan tinggi di berbagai daerah. Peristiwa eksterm yang berubah-ubah, gelombang panas berkepanjangan secara intens, serta curah hujan yang dahsyat.

Faktor perubahan iklim

Manusia, merupakan faktor utama penyebab perubahan iklim di bumi ini. Aktivitas manusia yang mendominasi, mempengaruhi perubahan iklim 50 tahun terakhir belakangan ini yang menyebabkan kenaikan suhu global secara massif. Jejak rekam manusia yang telah banyak ditemukan di hampir semua aspek dalam perubahan iklim. Melalui pengamatan mendalam, emisi dari gas rumah kaca ditemukan menjadi salah satu setelah manusia yang menjadi penyebab utama meningkatnya pada suhu global. Dampak kegiatan manusia yang menyebabkan pemanasan di laut juga ditemukan. Mencairnya es di Kutub Utara, curah hujan yang meninggi, emisi gas rumah kaca. Aktifitas manusia telah meningkat secara pesat sejak era revolusi industri. Serta aktifitas sehari-hari manusia seperti mengendarai kendaraan bermotor, sampah, kulkas, pertanian dan peternakan, aktiftias industri yang makin mendominasi. Kadar karbondioksida yang terus meningkat terjadi dalam 40 tahun terakhir, peningkatan utama selanjutnya disebabkan oleh pembukaan lahan dengan cara membakar hutan serta bahan bakar fosil untuk membuka perkebunan sawit. Kadar karbondioksida pada saat ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah peradaban umat manusia.

Diperlukan tindakan serius untuk mengurangi dampak dari emisi gas rumah kaca. Sudah banyak bukti dari dampak tersebut yang tidak dapat diubah, salah satunya suhu global. Gelombang panas yang akan terus terjadi dan berlangsung lebih lama, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan terutama pada manusia lanjut usia yang rentan. Curah hujan akan menjadi lebih lebat dan dapat membuat banjir di banyak tempat menjadi parah. Kutub utara yang akan terus menghangat dan samudera yang bertambah asam yang berpengaruh negatif terhadap satwa liar di habitatnya masing-masing. Rata-rata permukaan laut akan terus mengalami peningkatan; mengganggu kehidupan bermasyarakat di daerah dataran rendah dan meningkatkan resiko banji di pantai dan banjir rob. Hal ini akan berdampak pada ketahanan pangan yang akan rusak dari perubahan di lautan yang berpengaruh pada perikanan, kekeringan, dan peningkatan suhu yang mengurangi hasil panen global.

Saatnya generasi milenial bertindak

Berdasarkan faktor serta bukti yang telah dipaparkan di atas, kita selaku generasi milenial para penjaga bumi dan penyelamat bagi generasi-genarsi berikutnya, harus selalu menekankan dan menyatakan sikap terhadap pemerintah, pelaku bisnis dan individu untuk mengatasi perubahan iklim secara bersama-sama dalam mengurangi jumlah emisi. Menekan perubahan iklim membutuhkan usaha berkelanjutan yang sangat besar dari lapisan elemen masyarakat dunia guna mengurangi emisi gas rumah kaca secara global. Berikut tindakan yang dapat dilakukan oleh generasi milenial guna menekan angka perubahan iklim yang semakin meningkat:

Pertama, meningkatkan kesadaran diri. Peka terhadap perubahan yang saat ini sudah banyak kita alami, memperdalam pengetahuan tentang isu keberlanjutan dalam perubahan iklim yang belum merata. Karena, tidak sedikit dari kalangan generasi milenial yang tidak sadar bahwa krisis iklim sudah di depan mata dan sedang terjadi.

Kedua, pola hidup go green. Hidup ramah lingkungan yang tidak hanya menguntungan lingkungan saja, teteapi juga menguntungkan terhadap kesehatan tubuh dan juga isi dompet. Kegiatan hidupan ramah lingkungan ini dapat dimulai dengan bercocok tanam. Namun, terkadang kita terkendala dengan waktu untuk hal tersebut. Hidup go green memang tidak semudah yang dibayangkan, karena harus membutuhkan niat dan komitmen yang kuat atas kegiatan yang tidak biasa kita lakukan. Masih ada konsep kegiatan go green yang lain yang dapat dilakukan dengan mudah yang dapat kita aplikasikan mulai dari diri sendiri seperti mematikan lampu saat tidur, mengurangi sampah plastik, membuat daftar perencanaan makanan, membawa tumbler pribadi saat beraktifitas di luar rumah, mengatur konsumsi berbahan hewani, menggunakan transportasi umum, menggunakan barang DIY untuk beberapa kebutuhan rumah tangga. Jika kita memiliki cukup waktu luang, tak ada salahnya untuk memulai hidup go green ini. selain dapat digunakan sebagai bisnis rumahan, cara ini dapat mengurangi sampah plastin atau sampah lain yang tidak dapat terurai.

Ketiga, menjadi pelopor terkait isu perubahan iklim. Mengajak orang-orang terdekat untuk lebih peka terhadap perubahan iklim. Membagikan pengetahuan mengenai isu-isu yang kita ketahui mengenai perubahan iklim, melalui platform sosial media seperti Instagram. Serta mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh lembaga terkait lingkungan seperti greenpeace, walhi, ataupun kementrian lingkungan hidup.

Keempat, mengembangkan dan menggunakan energi terbarukan. Beralih dari batubara menjadi energi terbarukan. Ada banyak opsi energi terbarukan sperti panel surya, kincir angin, serta pembangit panas bumi, semua itu dapat menghasilkan energi yang bersih dan listrik yang sangat melimpah. Hal ini penting dikembangkan dan dilakukan karena produksi listrik saat ini menyumbang sekitar 25% dari emisi global. Dengan teknologi tepat guna, sistem energi terbarukan ini dapat sepenuhnya menjadi substitusi bagi batubara, minyak, dan pembangkit listrik berbahan bakar gas.

Kita belum terlambat, masih ada waktu untuk memukul mundur perubahan iklim yang sudah di depan mata. melalui beberapa tindakan yang telah dipaparkan di atas, sebagai generasi penerus, kita harus tetap optimis serta mempunyai tekad dan niat yang kuat, guna mewujudkan masa depan yang kita butuhkan. Meski hal ini tidak mudah, kita sebagai generasi milenial harus tetap percaya berinergi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, tidak untuk diri sendiri, tetapi untuk bumi dan anak cucu kita nanti.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Posted by Dedi Purwana

42 komentar untuk "Perubahan Iklim, Generasi Milenial Bisa Apa?"

  1. Keren.... Sangat bermanfaat bagi para pembaca

    BalasHapus
  2. Artikel ini sangat mengedukasi dan bermanfaat, mantabb rian

    BalasHapus
  3. Keren banget penjelasannya lengkap sekali dan bermanfaat bagi yang membaca

    BalasHapus
  4. Mantap... Terima kasih yaa, bermanfaat sekali dalam menambah wawasan..

    BalasHapus
  5. Artikelnya bagus dan bermanfaat

    BalasHapus
  6. Keren parah, sangat menambah wawasan

    BalasHapus
  7. Terimakasih yaa artikelnya bagus dan sangat bermanfaat

    BalasHapus
  8. sangat bermanfaat sekali bagi saya pembaca artikel ini, bisa lebih peduli lagi terhadap alam sekitar, terimakasih banyak

    BalasHapus
  9. sangat menarik dan informatif

    BalasHapus
  10. Keren nih membuka wawasan untuk mulai berfikir dan bertindak akan perubahan iklim

    BalasHapus
  11. Keren, artikel ini sangat bermanfaat. menarik dan informatif

    BalasHapus
  12. Artikelnya sangat bermanfaat dan mengingatkan kita bahwa generasi milenial berperan penting dalam perubahan iklim ��

    BalasHapus
  13. Mantep banget, sangat bermanfaat 👍🏻

    BalasHapus
  14. Penting banget ni kita mencegah perubahan iklim, bermanfaat artikelnya👍

    BalasHapus
  15. Pembahasannya sangat menarik dan bermanfaat sekali

    BalasHapus
  16. Artikel ini sangat informatif dan menambah pengetahuan

    BalasHapus
  17. Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat untuk saya...

    BalasHapus
  18. artikelnya sangat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan

    BalasHapus
  19. Sangat bermanfaat sekali artikelnya, lanjutkan ya

    BalasHapus
  20. Artikelnya sangat bermanfaat dan mendorong orang-orang untuk melestarikan alam

    BalasHapus
  21. artikelnya bagus dan bermanfaat sekali

    BalasHapus
  22. artikelnya bagus dan bermanfaat sekali

    BalasHapus
  23. Sangat memotivasi... Menarik... Terimakasih

    BalasHapus