Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perspektif Calon Mahasiswa Terhadap Reputasi Kampus

Melanjutkan tulisan sebelumnya “Strategi Membangun Citra dan Reputasi Perguruan Tinggi” muncul pertanyaan benefit atau apa yang akan diperoleh manakala sebuah kampus bereputasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tulisan ini mengupas beragam manfaat yang akan diperoleh bagi universitas bereputasi tinggi dari berbagai perspektif calon mahasiswa jenjang diploma/ sarjana dan pascasarjana.

Perspektif Calon Mahasiswa Terhadap Reputasi Kampus
Gambar oleh donations welcome dari Pixabay

Perspektif Calon Mahasiswa Jenjang Diploma/ Sarjana

Pilihan mahasiswa terhadap suatu universitas bukan hanya dipengaruhi oleh panduan yang tertulis secara profesional, tapi juga oleh faktor dosennya, berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada, mahasiswanya, dan hal-hal yang kelihatannya sederhana, seperti informasi rinci mengenai berbagai kursus dan ukuran jarak PT tersebut dari tempat tinggal mahasiswa. Dalam mengisi formulir isian program, calon mahasiswa dipengaruhi secara positif maupun negatif oleh standar kualitas suatu program. Sebagian calon tertarik pada program yang mempersyaratkan high grades, sebagai indikasi tingginya kualitas program dan masukan.

Namun demikian, untuk menciptakan pasar mahasiswa yang berkelanjutan, tidak bergantung pada reputasi semata. Pasar mahasiswa bersifat kompetitif dan dapat dipengaruhi faktor non-akademik seperti lokasi geografis, di luar atau pusat kota, biaya relatif, kualitas kehidupan sosial, dan lain-lain. Oleh sebab itu, universitas harus mengembangkan strategi menghadapi kemauan pasar dan menciptakan image PT favorit. Walaupun bertambahnya segmen dan kelembagaan pasar, universitas harus meningkatkan keunggulan faktual, daya tarik, tantangan, penawaran program khusus yang dapat menarik minat calon sehingga dengan sendirinya universitas dapat mencapai a unique competitive position.

Membuat suatu sistem penerimaan mahasiswa yang ketat memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan bagi perencanaan keuangan universitas, memberikan keyakinan pada diri mahasiswa. Program yang dijanjikan pada awal penerimaan secara akademik maupun sosial, harus dilaksanakan. Sistem penerimaan mahasiswa yang kuat bukan karena adanya prospektus dan web site yang efektif, atau status kelembagaan kemahasiswaan yang tinggi, tapi adanya jaminan tentang apa yang dialami mahasiswa memang bagus, seperti tersedianya tempat tinggal murah dan menarik, perkuliahan tertib dan lancar, perpustakaan memiliki stock buku yang cukup, sistem IT berjalan lancar, kehidupan mahasiswa energik dan meransang, dan waktu yang dihabiskan dalam kampus memberikan kenangan indah dan manis. Mahasiswa yang puas dengan segala kehidupan kampus akan menjadi best guarantee bagi reputasi universitas tersebut. Nanti, lulusan yang memiliki karir akan menjadi landasan yang aman bagi peningkatan keuangan alumni.

Pengamanan daftar penerimaan mahasiswa baru yang ketat adalah tanggungjawab bersama antara pusat dengan fakultas, jurusan atau program studi. Masing-masing jurusan atau program studi memiliki pasarnya sendiri-sendiri yang bersaing dengan jurusan atau program studi yang sama yang ada di universitas atau PT lain. Tutor penerimaan mahasiswa baru dapat memetakan pesaing-pesaing mereka melalui data UCAS, misalnya mengenai tingakat penawaran, proporsi penerimaan, dan lain sebagainya, sehingga mereka mengetahui posisi relatif jurusan atau program studi sendiri.

Banyak juga mahasiswa yang lebih mengutamakan silabus atau program khusus yang ditawarkan dibandingkan reputasi suatu PT. Berdasarkan kenyataan itu, banyak jurusan atau program studi yang mengembangkan program khusus untuk pasar kerja tertentu. Oxford’s PPE degree terkenal karena menawarkan sesuatu pilihan gaya hidup.

Semua tawaran dan kekuatan yang dimiliki jurusan atau program studi tersebut di atas dapat dipertahankan bila mendapat dukungan penuh dari pusat. Jurusan memerlukan arahan tentang kebutuhan pasar, program yang ditawarkan, dan dukungan perubahan kurikulum. Membentuk posisi lembaga administrasi jurusan yang kuat merupakan cara yang paling efektif untuk memperoleh rating RAE (akreditasi A dari BAN) yang tinggi. Yang akhirnya menjamin pencapaian target penerimaan calon mahasiswa.

Perspektif Calon Mahasiswa Jenjang Pascasarjana

Sebelumnya dianggap bahwa post graduate tidak dipengaruhi pasar. Mahasiswa program doktor tertarik mengikuti post graduate karena terdapat para peneliti yang ahli atau adanya reputasi kelompok peneliti, sementara kandidat Master mencari program-program vocasional sesuai minat mereka. Namun pada tahun 1980an terjadi perubahan. Mahasiswa jalur penelitian menjadi lebih penting, karena mereka dapat berperan dalam mendukung lembaga-lembaga penelitian  dalam RAE, dan program master bertambah menarik sebab mereka dapat kesempatan melanjutkan menjadi mahasiswa PhD atau karena mereka dapat menarik mahasiswa luar negeri yang membayar penuh.

Selanjutnya, mahasiswa memilih program gelar Master untuk membedakan mereka dari gelar sarjana S1. Kadang-kadang tujuan mereka juga untuk menaikkan citra dengan memilih program S2 dari PT yang memiliki rating lebih tinggi.

Menyatukan mahasiswa pascasarjana dengan mahasiswa S1 dalam satu lingkungan biasanya menyebabkan mahasiswa pascasarjana tersingkirkan. Oleh karena itu perlu usaha membuat lingkungan khusus bagi mahasiswa pascasarjana. Warwik adalah universitas di Inggris yang mencoba memperbaiki marginalisasi program pascasarjana dengan cara menciptakan Program Pascasarjana secara sentral yang bukan hanya membuat standartisasi dan sentralisasi proses administrasi mahasiswa Pasca, tetapi juga mengambil alih rekruitmen mahasiswa, membentuk pusat periklanan, pemasaran dan buka setiap hari. Perubahan kondisi ini menyebabkan kenaikan jumlah mahasiswa yang mendaftar dari 25% melonjak menjadi 40%.

Peningkatan fee bagi PT dengan adanya peningkatan mahasiswa Pasca dan orientasi pasar yang dilakukan. Ekspansi juga dilakukan ke luar negeri untuk menarik mahasiswa asing mengikuti Program Pasca. Dengan meningkatnya mahasiswa asing dan kontrol nasional yang tidak ada Program Pasca dapat tumbuh dan berkembang dalam suasana akademik yang inovatif dibandingkan dengan program sarjana (S1). Fee yang lumayan tinggi bagi Program Pascasarjana memungkinkan program studi melakukan rekrutmen tenaga tambahan yang dapat memperkuat kinerja penelitiannya.

Distance learning dan program yang berbasis modul merupakan salah satu yang dimunculkan yang ternyata dapat memberikan keuntungan. Program-program yang sukses dilakukan Pascasarjana pada tahap berikutnya akan menaikkan citra dan reputasi PT bersangkutan.

 

Posting Komentar untuk "Perspektif Calon Mahasiswa Terhadap Reputasi Kampus"