Jurnal Ilmiah Predator Bikin Horor

Oleh: Dedi Purwana Sudah jatuh tertimpa tangga pula itulah kira-kira analogi yang menggambarkan korban jurnal ilmiah predator. Korban jurnal predator tidak hanya dari kalangan mahasiswa program magister dan doktoral, akan tetapi tidak sedikit dosen mengalami nasib serupa. Entah siapa yang harus disalahkan. Sudah bayar mahal eh artikel tidak diakui sebagai persyaratan usulan kenaikan jabatan akademik bagi dosen, atau penundaan ujian disertasi karena artikel yang dipublikasikan sebagai syarat kelulusan dinyatakan discontinued pada database jurnal internasional bereputasi. Foto oleh Brett Jordan dari Pexels Para korban terkaman jurnal predator lebih pada ketidaktahuan karena minimnya pemahaman akan kualitas jurnal internasional bereputasi atau memang sebenar sudah tahu bahwa jurnal tersebut predator namun karena ingin cepat terpublikasikan berapapun Article Publication Charge (APC) nya hajar saja. Mereka berpikir instan, toh yang penting bisa lolos administrasi persyaratan u