Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

COVID-19 Belum Usai, Anggaran Kesehatan Melonjak?

COVID-19 Belum Usai, Anggaran Kesehatan Melonjak?
Foto oleh cottonbro dari Pexels

Oleh : Riry Veronicha Nur. K*

Kita semua baru saja memasuki bulan terakhir di tahun ini yaitu bulan Desember, hal ini menandakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah menghabiskan lebih dari 8 bulan di kediamannya masing-masing sejak diadakannya lockdown secara serentak di seluruh negara dan berlangsungnya proses karantina mandiri untuk menanggapi wabah pandemi yaitu COVID-19 yang memasuki Indonesia sejak awal bulan Maret lalu. Sebagian besar masyarakat terpaksa harus melakukan segala kegiatan sehari-harinya di rumah sejak itu, mulai dari bersekolah untuk anak-anak dan para remaja, kemudian kuliah dan bahkan bekerja pun di rumah. Wabah pandemi ini tentu mempengaruhi banyak sekali hal maupun aspek di kehidupan masing-masing individu, yang berarti ia juga memiliki pengaruh yang besar terhadap berbagai aspek di negara Indonesia.

Meskipun pandemi COVID-19 ini mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, aspek kesehatan merupakan salah satu aspek yang berhubungan sangat erat dengan wabah ini, tentunya karena COVID-19 ini sendiri ialah sebuah virus yang menyerang kesehatan manusia. Hal tersebut menandakan bahwa sektor kesehatan Negara Indonesia ialah bidang yang paling terpengaruh selama adanya wabah COVID-19, terutama karena sektor kesehatan memiliki tanggung jawab terbesar dalam penanganan wabah COVID-19.

Sejak kasus positif pertama pasien COVID-19 ditemukan sekitar 8 bulan silam, sektor kesehatan pun mulai sigap menjadi garda terdepan untuk melayani juga menangani kasus pandemi ini, karena persebaran virus yang terbilang cukup cepat yang memaksa sektor kesehatan juga bergerak dengan cepat. Hal ini tentu dapat dikatakan sangat mengagetkan bagi warga Indonesia terutama para petugas kesehatan, karena tidak ada satupun yang menyangka bahwa virus ini akan mencapai atau mewabah di Negara Indonesia. Meskipun pemerintah cukup tanggap untuk langsung mengadakan lockdown dan mengerahkan warga untuk mulai karantina mandiri, nyatanya hal tersebut tidak cukup untuk memperlambat persebaran virus ini. Oleh karena itu, pada beberapa minggu awal masa karantina ini, banyak juga kasus pasien positif yang ditemukan di berbagai belahan negeri, hal tersebut tentu membuat para petugas kesehatan seperti dokter, perawat dan lain-lainnya merasa kewalahan. Tidak hanya para petugas medis saja yang kewalahan karena adanya lonjakan ini namun, anggaran kesehatan pun ikut melonjak, karena wabah ini menyerang seluruh negeri, tentu pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi warganya. Setiap orang yang teridentifikasi positif COVID-19 akan segera mendapatkan pelayanan khusus dari pemerintah, di mana pemerintah akan menanggung biaya pengobatan mereka sampai pasien dapat pulih kembali.

Hal ini berarti menandakan bahwa anggaran keuangan negara sebagian besar mengalir ke sektor kesehatan untuk menutupi besarnya biaya perawatan pasien di rumah sakit. Selama delapan bulan hal ini terus berlanjut, dengan angka pasien positif COVID-19 yang terus meningkat, berarti anggaran kesehatan yang harus dikeluarkan oleh negara pun semakin meningkat juga. Kementerian keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa per 25 November 2020, untuk penanganan wabah COVID-19, anggaran kesehatan telah mencapai angka lebih dari 40 triliun, yang mana hal tersebut menunjukan kenaikan sebesar lebih dari 50% dibanding dengan semester pertama tahun 2020 yang hanya menginjak angka hampir 5 triliun. Semua ini tentunya karena pengaruh wabah COVID-19 yang belum berangsur-angsur membaik hingga saat kini, hingga hampir akhir tahun 2020.

Melonjaknya anggaran kesehatan tentu bukan hal yang mengagetkan mengingat apa yang tengah dihadapi oleh Negara ini, tetapi jika anggaran kerap melonjak terus-menerus tanpa diketahui kapan akan berakhirnya, maka hal ini dapat membahayakan juga bagi perekonomian Indonesia. Anggaran kesehatan yang kian melonjak menandakan bahwa semakin banyak warga Indonesia yang membutuhkan pelayanan kesehatan terkait dengan wabah COVID-19 ini, hal tersebut juga menunjukan bahwa sumber daya manusia berarti semakin lama semakin berkurang karena banyak dari mereka yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia. 

Dengan angka pelonjakan yang kian tinggi tetapi situasi belum juga membaik, tentu hal ini begitu mengkhawatirkan. Bagaimana jika jumlah anggaran kesehatan terus meningkat tetapi virus ini masih terus mewabah? Belum lagi jika mengingat kenyataan bahwa isu mengenai vaksin untuk menangkal virus ini belum begitu jelas. Dengan begitu berarti penanganan medis yang dilakukan saat ini sebagian besar mungkin kurang maksimal, meski sudah terbukti bahwa ada pasien yang dapat sembuh dengan perawatan medis yang tepat, tetapi kemungkinan untuk mereka terjangkit virus ini lagi pun masih ada, karena tidak ada satupun orang yang imun terhadap virus COVID-19 ini.

Oleh karena itu, ketidakjelasan ini tentu juga akan memiliki dampak yang besar terhadap biaya penanganan medis untuk pasien COVID-19 yang perlu ditanggung oleh negara. Hal tersebut lagi-lagi akan mengakibatkan pelonjakan anggaran kesehatan, yang mana berarti angka pelonjakan yang akan dicapai dalam beberapa waktu ke depan mungkin akan semakin meningkat dibanding dengan yang telah terdata atau terhitung hingga saat ini. Jika anggaran kesehatan terus menerus meningkat, maka ada kemungkinan besar anggaran untuk sektor lainnya akan dikerahkan ke sektor ini demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal karena pemerintah tentu dituntut untuk dapat menangani wabah COVID-19 ini dengan sebaik mungkin.

Pembengkakan anggaran kesehatan ini tentu memberikan dampak besar terhadap perekonomian di Indonesia. Inflasi terendah terjadi di sepanjang tahun 2020, bagi Indonesia inflasi tersebut menjadi angka terendah dalam enam tahun belakangan ini. Hal tersebut tentu perlu dikhawatirkan karena mungkin perekonomian akan menjadi tidak stabil, yang mana tentu akan mempersulit keadaan baik masyarakat maupun negara ini.

Melihat situasi yang semakin lama semakin rumit seperti ini, sebaiknya pemerintah mulai menerapkan beberapa strategi baru dalam menangani wabah COVID-19 ini, atau jika tidak ada strategi baru, maka perbaikilah langkah-langkah yang telah diambil sejak awal sehingga hasilnya lebih maksimal, seperti contohnya penetapan lockdown dan peraturan-peraturan terkait pandemi ini. Karena kondisi perekonomian Indonesia semakin lama semakin memprihatinkan, banyak sekali warga yang kehilangan pekerjaannya dan juga banyak sekali warga yang terjangkit virus ini, sehingga sektor ekonomi pun ikut terhambat terutama kepada para pedagang UMKM karena jika COVID-19 masih terus mewabah, untuk mengembalikan kondisi ekonomi seperti semula terlihat begitu sulit. 

Pemerintah sebaiknya lebih tegas lagi dalam menegakan peraturan karantina sehingga angka penyebaran dapat berkurang, kemudian anggaran kesehatan juga dapat sedikit demi sedikit menurun. Selain itu, jika kabar bahwa vaksin COVID-19 yang akan segera didistribusikan benar adanya, pemerintah sebaiknya mulai menginvestasikan sebagian anggaran pada hal tersebut juga, karena semakin cepat pemerintah bisa memberikan vaksin tersebut kepada masyarakat, maka akan semakin cepat pula situasi kembali seperti semula. Dengan begitu, anggaran kesehatan pun tidak akan membengkak lagi dan kondisi perekonomian Indonesia juga diharapkan dapat pulih kembali, sehingga inflasi yang lebih merugikan dari yang sekarang ini tidak akan terjadi di masa depan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat dunia kampus.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana 

30 komentar untuk "COVID-19 Belum Usai, Anggaran Kesehatan Melonjak?"

  1. Terimakasih infonya��

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas informasinya

    BalasHapus
  3. Semoga pandemi cepat berakhir

    BalasHapus
  4. Semoga masyarakat sadar pemtingnya menjaga kesehatan

    BalasHapus
  5. Terima kasih banyak infonya, semoga wabah ini segera berakhir

    BalasHapus
  6. Terimakasih untuk informasinya

    BalasHapus
  7. Semoga Covid 19 segera mereda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, dan bisa beraktivitas seperti biasa

      Hapus
  8. Semoga segera berakhir

    BalasHapus
  9. Artikelnya sangat menarik terkait permasalahan yang sedang terjadi saat ini, tentu saja menambah pengetahuan pembaca.

    BalasHapus
  10. Artikelnya sangat bermanfaat dan bisa mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi prokes

    BalasHapus
  11. Terimakasih untuk informasinya
    Sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali, sudah mau berkunjung di blog ini

      Hapus
  12. artikel nya bagus sekali, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali Aini

      Hapus
  13. Artikelnya sangat informatif dan menambah wawasan

    BalasHapus