Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengangguran Melonjak di Masa Pandemi Covid-19

Oleh: Sarah Khairanni*

Pandemi Virus Corona menginfeksi berbagai lini kehidupan, seperti ekonomi, sosial,  keagamaan, bahkan kesehatan. Pada perekonomian sendiri pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan data pada kuartal II lalu minus 5,32%. Dari sektor ketenagakerjaan misalnya, berimbas pada karyawan yang dirumahkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Banyak karyawan tetap menjadi kena imbasnya sehingga di PHK dari kantornya. Di dalam kantor hanya beberapa yang masih kerja, dikarenakan penjualan perusahaan pun ikut mengalami penurunan yang cukup drastis sebagai dampak dari adanya pandemi ini. Hal ini membuat perusahaan sulit untuk membayar gaji karyawannya. 

Pengangguran Melonjak di Masa Pandemi Covid-19
Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels

Para lulusan tahun 2020 juga sedang dalam keadaan yang membingungkan, terutama lulusan jenjang SMA/SMK. Mereka yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi karena adanya kendala dalam biaya. Tetapi untuk mencari pekerjaan pun juga sulit, karena banyak karyawan yang di PHK, sehingga sulit juga untuk para fresh graduate dalam mendapatkan pekerjaan. Banyak karyawan yang di PHK akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sendiri, demi dapat menyambung hidupnya bersama keluarga, tetapi tentunya tidak lah mudah memulai usaha di kondisi pandemi sekarang ini. Pengeluaran semakin meningkat, tetapi pemasukan tidak dapat memenuhi kebutuhan.

Segala upaya pun dilakukan oleh pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat nya. Seperti adanya bantuan sosial atau bansos yang mencakup beras, minyak goreng, tepun terigu, dan lainnya. Bahkan adanya bantuan insentif melalui pelatihan PraKerja bagi masyarakat yang tidak bekerja/tidak memiliki penghasilan, bahkan para karyawan yang di PHK juga dapat mendaftar pelatihan PraKerja tersebut. Melalui pelatihan tersebut masyarakat mendapatkan ilmu dan wawasan dalam berbagai bidang sesuai dengan minat. Tidak hanya mendapatkan ilmu dan wawasan, tetapi melalui pelatihan ini masyarakat juga diberi insentif, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan bahkan dapat digunakan sebagai modal usaha. Saya pribadi pun merasakan bantuan tersebut. Sebagai mahasiswa harus mampu kreatif dan inovatif serta mengikuti perkembangan zaman. Tidak menetap pada kegagalan, tetapi harus menjadi mahasiswa yang berguna untuk bangsa dan negara. Selagi bisa dijalani oleh diri sendiri, kenapa tidak?

Pada masa kini pun banyak kalangan remaja yang memulai berwirausaha, agar mendapatkan penghasilan dari jerih payah sendiri. Ada yang menjual barang bahkan makanan yang sedang trend pada masa kini. Begitu semangatnya para generasi muda untuk menjadi pribadi yang mandiri. Mengurangi beban orang tua, tanpa meninggalkan kewajiban mereka untuk menuntut ilmu di sekolah maupun di kampus.

Pandemi Covid-19 ini sebenarnya memiliki sisi baiknya, yaitu menyatukan keluarga yang sebelumnya jarang bersama karena kesibukan masing-masing baik itu kerja, sekolah, dan kesibukan lainnya, tetapi karena adanya pandemi semuanya dituntut untuk berdiam di rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah, sehingga semua anggota keluarga dapat berkumpul dirumah. Dengan begitu, kita menjadi lebih dapat menghargai waktu bersama orang-orang tersayang.

Menganggur janganlah dianggap sebagai beban, tetapi kita harus mencari alternatif dan jalan keluar agar mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika kita berusia 20 sampai 30-an memang tidak akan mudah untuk menjalani hidup. Berbagai macam masalah yang berkaitan dengan karier dan kesuksesan terus datang menguji silih berganti. Banyak yang belum dapat kerja, ada pula yang sudah dapat kerja tapi tidak sesuai dengan bidang dan kemampuan dan pada akhirnya memutuskan untuk berhenti. Karena hal ini, cukup banyak generasi muda yang masih belum mendapatkan pekerjaan alias pengangguran sementara. Padahal diusia remaja sekarang ini sedang produktif-produktifnya, waktu akan terasa sia-sia apabila tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Jadi walaupun masih menganggur kita tetap harus produktif mencoba berbagai macam hal kegiatan positif. Orang-orang sukses di dunia sudah membuktikannya, berawal dari pengangguran mereka justru berhasil meraih kesuksesan.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran akibat pandemi? Beragam cara berikut dapat dipertimbangkan atasi persoalan tersebut.

Pertama, membuka usaha makanan. Diantaranya catering, seorang ibu rumah tangga dapat memanfaatkan kemampuannya dalam memasak dengan membuka jasa catering, dapat bekerjasama juga dengan keluarga atau kerabat terdekat. Hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dan sekaligus membantu suami dalam hal keuangan. Pada masa sekarang, terkadang ada yang mengadakan acara di rumah, maka posisi catering sangat baik dan memberikan keuntungan. Selain catering, dapat juga berupa makanan kecil atau snack. Anak remaja bahkan orang tua juga dapat membuat cemilan dan pada akhirnya dipasarkan. Biasanya anak-anak suka nyemil, siswa dan mahasiswa juga suka nyemil untuk menemani di kala kegiatan sekolah dan kuliah. Lalu, yang terakhir makanan berat. Seperti bakso, mie ayam, nasi goreng, dan lainnya.. Biasanya anak remaja mencintai makanan berat. Pedagang makanan se-kreatif mungkin untuk bersaing dengan pedagang lain.

Kedua, membuka usaha produk barang. Diantaranya berjualan jilbab. Di masa pandemi Covid-19 kini, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode online atau daring. Maka, rata-rata para pelajar terutama mahasiswa membutuhkan jilbab untuk digunakan saat kegiatan belajar mengajar tersebut. Bahkan yang ingin bepergian pun dapat mengganti style nya lewat hijab yang sedang trend. Pedagang jilbab sangatlah tepat dalam menjual produk bahkan disaat pandemi Covid-19 kini. Usaha jilbab pun dapat bekerjasama dengan teman atau keluarga. Selain itu, dapat membuka usaha fashion wanita dan laki-laki. Remaja zaman sekarang sangat memperhatikan fashion, sehingga apabila membuka usaha fashion pada masa sekarang ini pasti akan sangat memberikan keuntungan. Tetapi penting untuk diperhatikan, harus dapat pintar bersaing dalam berdagang. Contohnya tidak ketinggalan model yang sedang trend. Bahkan cara memasarkan produk pun penting dalam berwirausaha.

Ketiga, menyalurkan jasa. Diantaranya dengan menjadi kurir barang. Apabila dikaitkan dengan masa pandemi ini, banyak karyawan tetap yang di PHK sehingga berusaha mencari pekerjaan apapun yang halal agar mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Posisi kurir sangat berjasa pada pecinta belanja online, pengiriman paket jarak jauh, pengiriman surat untuk melakukan komunikasi ke orang jauh. Contoh nyatanya adalah pencinta belanja online, karena mall banyak yang ditutup, pengurangan pertemuan dengan orang, maka masyarakat lebih memilih belanja online untuk berbelanja barang, memiliki barang yang mereka sukai, inginkan dan butuhkan. Selain itu ada ojek online. Mengapa ojek online semakin dibutuhkan masyarakat? Karena masyarakat dituntut untuk mengurangi pertemuan di luar rumah. Contohnya membeli makanan, masyarakat menyukai hal-hal yang simpel dan tidak merepotkan. Maka memilih untuk beli makanan secara online. Sehingga membantu seseorang yang menganggur, menjadi lebih bermanfaat kesehariannya. Memang mengalami kesulitan dan sepi dalam menjadi ojek online. Karena sebagian besar pekerja di rumahkan, maka tidak banyak kegiatan di kantor.

Keempat, pemerintah menyelenggarakan bursa tenaga kerja. Bursa tenaga kerja ini merupakan tempat yang mempertemukan antara pemberi kerja dengan pencari kerja. Dengan melakukan cara ini, para pencari kerja tidak akan kesulitan lagi dalam mendapatkan informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan potensinya. Setiap pekerjaan akan diisi oleh Sumber Daya Manusia yang sesuai di bidangnya dan pencari kerja hanya melakukan sistem seleksi untuk menentukan pihak yang layak diterima untuk mengisi posisi yang ditawarkan. Bursa tenaga kerja ini tentunya dapat menyediakan lapangan kerja untuk banyak orang. Hal ini memang sangat mampu dalam mengatasi segala permasalahan mengenai permasalahan pengangguran.

Jadi, walaupun sekarang dunia sedang tidak baik-baik saja, kita sebagai masyarakat harus tetap dapat mempertahankan kehidupan. Harus mampu produktif, kreatif, dan inovatif walaupun sedang berada dalam kondisi pandemi seperti ini. Tidak boleh patah semangat, demi keluarga. Tetapi, semua itu kembali lagi pada diri masing-masing, kita harus memiliki tekad yang kuat untuk berjuang demi melanjutkan hidup bersama keluarga.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Posted by Dedi Purwana

28 komentar untuk "Pengangguran Melonjak di Masa Pandemi Covid-19"

  1. Artikelnya sangat bermanfaat👍

    BalasHapus
  2. sangat bagus dan bermanfaat sekali artikelnya

    BalasHapus
  3. artikelnya baguss bgtt dan bermanfaat

    BalasHapus
  4. Artikelnya bagus dan bermanfaat

    BalasHapus
  5. Artikelnya bagus dan bermanfaat

    BalasHapus
  6. Sangat memotivasi... Menarik... Terimakasih

    BalasHapus
  7. Artikelnya sangat membangun untuk pembaca dan penulis. Semoga pengangguran di indonesia berubah menjadi banyak lapangan kerja berkat pengusaha muda di Indonesia

    BalasHapus
  8. Sangat informatif artikelnya, terima kasih

    BalasHapus
  9. Kereenn, memotivasi bgt buat yg ngrasa patah semangat duluan krna tau situasi lgi begini. Thank you

    BalasHapus
  10. sangat bermanfaat dan memberikan banyak informasi

    BalasHapus
  11. Artikelnya sangat bermanfaat dan terimakasih informasinya yang ada di artikel. Jadi nambah wawasan lagi deh skrng

    BalasHapus
  12. Artikel yang sangat informatif, terima kasih

    BalasHapus
  13. Terimakasih artikelnya sangat bermanfaat

    BalasHapus