Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

UMKM Terdampak Covid-19

Oleh: Dedi Purwana

Tak pernah terpikir sebelumnya tatanan dunia berubah seketika tatkala berita kemunculan virus corona diumumkan kali pertama oleh pemerintah china dipenghujung tahun 2019. Sontak saja negara lainnya kalang kabut menghadapi makhluk kecil yang satu ini. Bak buah simalakama pemicu keraguan para pemimpin pemerintahan sulit mengambil keputusan.  Apakah fokus penanganan Covid-19 dengan resiko pertumbuhan ekonomi anjlok,  sebaliknya bila fokus menjaga pertumbuhan ekonomi bias dibayangkan kurva kasus baru Covid-19 semakin melambung. Terbukti negara yang melakukan lock down, tidak lama kemudian mengangkat bendera putih dan mengumumkan secara resmi negara mereka masuk ke jurang resesi. 

UMKM Terdampak Covid-19
Foto oleh Nothing Ahead dari Pexels

Covid-19 memang tak kenal negara maju atau berkembang. Seolah menguji kemampuan pemimpin negara mengatasi kasus ini. Indonesia sendiri secara resmi mengumumkan kasus Covid-19 medio maret tahun ini. Ketakutan akan virus yang satu ini, berdampak pada perekonomian nasional. Dampak ekonomi mulai terasa pada triwulan kedua (Q2) ditandai dengan pertumbuhan ekonomi minus 5.32 % dan berlanjut di triwulan ketiga (Q3) yang masih minus dikisaran 3.49 %. Dengan tingkat pertumbuhan yang minus,  kontan saja para pelaku usaha berteriak dan bahkan sebagian diantaranya memilih tutup secara suka rela, sebagian lagi tutup dipaksa keadaan. Kondisi ini berdampak meningkatnya jumlah PHK dan angka kemiskinan. Jeritan paling keras tentu dilantangkan para pelaku UMKM. Akibat daya beli masyarakat menurun,  pendapatan mereka anjlok drastis. Sebagian besar dari mereka memilih gulung tikar.(simak juga jeritan para pelaku UKMK dimasa pandemi Covid-19)

Imbas Covid-19

Saat sebelum Covid, UMKM menjadi penopang roda perekonomian nasional. Pada tahun 2018 saja tercatat sebanyak 64,1 juta UMKM di Indonesia. Total penyerapan tenaga kerja di sektor ini sebesar 97% dan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07%. Angka statistik ini tentu berubah akibat pandemi. Saat ini, setidaknya ada 4 persoalan yang dihadapi umkm menurut Menteri koperasi dan UMKM.

Pertama, sekira 56 % UMKM telah melaporkan terjadinya penurunan penjualan. Tentu hal ini dikarenakan banyaknya korban PHK, sehingga daya beli masayarakat menurun. Bisa jadi kelompok ekonomi menengah ke atas enggan untuk berbelanja karena diliputi rasa kekhawatiran terimbas virus satu ini. Kedua,  sebanyak 22 % nya melaporkan permasalahan terhadap aspek pembiayaan. Jujur kemampuan finansial UMKM itu terbatas. Mereka hanya memiliki cadangan dana untuk menutupi biaya operasional selama 3 bulan sampai 6 bulan berjalan. Lebih dari itu, UMKM angkat tangan. Ketiga.  15 % UMKM melaporkan terkait dengan masalah distribusi barang. Covid-19 memaksa jalur distribusi produk UMKM terganggu. Beberapa perusahaan transportasi, misalnya mengurangi jumlah operasional armada akibat pengurangan jumlah tenaga kerja tentunya. Keempat, 4 % UMKM melaporkan kesulitan dalam memenuhi bahan baku. Perusahaan supplier yang menjadi andalan UMKM dalam memasok bahan mentah setali tiga uang terdampak virus satu ini. Mereka harus merasionalisasi jumlah pegawai untuk menekan biaya operasionalnya. Tentu dampak lanjutannya adalah pengurangan kapasitas produksi.

Solusi bangkit

Bersyukur pemerintah cepat tanggap dalam mengatasi jeritan UMKM. Setidaknya berani menggelontorkan paket situmulus agar mereka bangkit, dikemas dalam paket Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Sasaran PEN adalah pemulihan ekonomi Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap masyarakat miskin dan rentan miskin serta dukungan terhadap dunia usaha, salah satunya adalah UMKM. Terhitung sekira Rp 123,46 triliun dana APBN digelontorkan pemerintah untuk memberi nafas segar bagi UMKM.

Anggaran tersebut diberikan dalam subsidi bunga (Rp35,28 T), penempatan dana untuk  restrukturisasi kredit (Rp78,78 T), belanja imbal jasa penjaminan (Rp5,00 T). Juga pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM (Rp1,00 T), PPh Final UMKM ditanggung pemerintah (Rp2,40 T), dan penjaminan untuk modal kerja (Rp1,00 T).

Tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri membantu UMKM untuk bangkit. Peran masyarakat dan inisiatif pelaku UMKM sendiri menjadi strategi terbaik mengembalikan kejayaan UMKM sebagai pilar ekonomi bangsa. Beberapa poin yang dapat dijadikan strategi pemulihan UMKM sebagai berikut: 1) meningkatan kesadaran masyarakat untuk mengurangi kasus baru Covid-19; 2) meningkatan efektifitas program pemulihan ekonomi nasional khususnya UMKM – segera dan tepat sasaran; 3) UMKM menginisiasi transformasi bisnis dengan men-digitalisasi produk dan layanan; 4) mempromosikan gerakan belanja produk UMKM kepada masyarakat dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan; dan 5) menerapkan efisiensi termasuk menunda segala bentuk investasi hingga perekonomian pulih – cash is the king.

Perlu peran bersama pemerintah, masyarakat dan tentu pelaku UMKM sendiri untuk bangkit dimasa pandemi. Mari kita jadikan Covid-19 sebagai pembelajaran bahwa dunia akan selalu berubah. Tugas kita adalah bagaimana beradaptasi dengan segala perubahan yang akan terjadi. Semoga Covid-19 segera berakhir []  

 

13 komentar untuk "UMKM Terdampak Covid-19"

  1. Artikel ini sangat bermanfaat untuk saya,karena dapat mengetahui masalah dan solusi mengenai UMKM pada saat pandemi seperti ini

    BalasHapus
  2. Artikel ini sangat bermanfaat untuk saya karena saya dapat mengetahui masalah dan solusi yang tepat untuk masalah UMKM saat pandemi seperti ini

    BalasHapus
  3. Semoga covid-19 segera dicabut dari bumi ini... Sangat menarik... Terimakasih prof.

    BalasHapus
  4. Betul sekali prof kita harus saling membantu baik dari pemerintah, maupun rakyat untuk bisa bangkit dari covid-19 ini. Terima kasih banyak prof atas informasinya🙏

    BalasHapus
  5. Sangat menarik prof, semoga COVID-19 segera berakhir, terimakasih prof...

    BalasHapus
  6. Perubahan yang sangat cepat menyebabkan para pelaku UMKM juga ikut terdampak dengan adanya covid-19.
    Semoga virus ini segera pergi dan semua kembali seperti semula dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari, disamping itu ayo tetap dukung UMKM dengan membeli produk UMKM untuk bisa tetap bertahan di masa pandemi saat ini.

    BalasHapus
  7. Terimakasih Prof.Dedi Artikelnya sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan mengenai kondisi UMKM yang terdampak pandemik covid-19

    BalasHapus
  8. Artikel sangat menarik, informatif, dan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai UMKM yang terdampak COVID-19. Terima kasih, Prof.

    BalasHapus