Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Investasi Bijak di Tengah Pandemi

Oleh: Alhaniyah Nurshabrina Rozak*

Seperti yang kita ketahui saat ini, pandemi Covid-19 telah berdampak pada perubahan tatanan kehidupan masyarakat, khususnya dalam aspek ekonomi. Daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi Covid-19 berdampak pada pergerakan roda perekonomian yang melemah dan berakibat pada penurunan berbagai tingkat suku bunga dan indeks harga saham gabungan (IHSG). Keadaan perekonomian yang melemah akibat pandemi Covid-19 ini membuat banyak orang yang menyimpan uang secara tunai dibandingkan disimpan di bank maupun di investasikan di instrumen investasi. Selama masa pandemi dalam kurun waktu dari bulan Maret hingga Desember, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai macam penjualan untuk Surat Berharga Negara (SBN) dalam beberapa serinya mulai dari Obligasi Negara Ritel (ORI018), Sukuk Tabungan (ST007), dan lain sebagainya. Penjualannya dilakukan secara online. Tujuan Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai macam Surat Berharga Negara (SBN) adalah mengajak masyarakat untuk bersama-sama terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional. 

Investasi Bijak di Tengah Pandemi
Foto oleh Michael Steinberg dari Pexels

Selama kondisi pandemi Covid-19 berdampak pada kenaikan jumlah investor di Indonesia. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per 19 November 2020, jumlah investor pasar modal sudah tercatat sebanyak 3,53 juta. Pertumbuhan jumlah investor di tengah kondisi pandemi Covid-19 mengalami peningkatan sebesar 42 persen jika dibandingkan dengan 31 Desember 2019 yang hanya sebesar 2,48 juta. Kenaikan jumlah investor tersebut terdiri dari investor saham sebanyak 1,5 juta, investor reksa dana sebanyak 2,8 juta dan investor surat berharga negara (SBN) sebanyak 448 ribu. Peningkatan jumlah investor tersebut di dominasi oleh investor domestik dari kalangan millennial. Hal ini mencerminkan bahwa kalangan millennial mulai aktif berinvestasi dan berpartisipasi di pasar modal yang secara tidak langsung dapat membantu pergerakan perekonomian Indonesia.

Apa hal yang kalian pikirkan ketika mendengarkan kata “investasi” ? rata-rata kebanyakan orang memikirkan bahwa investasi mempunyai mekanisme yang sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi. Padahal apabila dipelajari lebih dalam lagi, investasi itu mudah. Investasi adalah sebuah bentuk penanaman modal kepada suatu perusahaan dengan jangka waktu tertentu dan mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada modal yang diberikan. Contoh instrumen investasi itu seperti deposito, obligasi, emas atau logam mulia, saham, dan lain sebagainya. Seiring dengan majunya teknologi, semakin mempermudah kehidupan masyarakat. Investasi yang dahulu masih serba konvensional dengan mengurusnya langsung ke sekuritas dengan berbagai macam berkas yang di butuhkan, sekarang sudah serba digital dalam memprosesnya dan begitupun dalam bertransaksinya dengan cepat dan mudah tentunya.

Peningkatan jumlah investor yang di dominasi oleh kalangan millennial di tengah pandemi Covid-19  dan mulai banyaknya generasi Z yang sudah mulai tertarik untuk terjun di dunia investasi. Namun tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih relatif rendah dan berakibat masih rendahnya masyarakat yang mengenal instrumen investasi sejak dini bahkan terkena dampak dari investasi “bodong”, hal ini dikarenakan tingkat literasi keuangan yang masih rendah. Berdasarkan survei tahun 2019, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia berada pada tingkat 38 persen, yang artinya tingkat ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Padahal literasi keuangan sangat penting untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan.

Dampak Literasi Keuangan yang Rendah

Pertama, tingkat konsumtif masyarakat tinggi. Ketika kita hanya tahu bagaimana cara mendapatkan uang dan membelanjakan uang saja, mengakibatkan gaya hidup yang konsumtif. Konsumtif merupakan perilaku dalam mengonsumsi atau membeli barang atau jasa berdasarkan keinginan dan bukan berdasarkan kebutuhannya. Dengan tingkat konsumtif yang tinggi menunjukkan bahwa cara mengelola keuangan masih kurang baik.

Kedua, rasio menabung rendah. Kebanyakan masyarakat menabung uangnya ketika dananya telah dihabiskan untuk mencukupi berbagai kebutuhan dan keinginan. Padahal baiknya menabung di awal agar tidak terjadi pemborosan dan menghemat pengeluaran.

Ketiga, tingkat investasi rendah. Ketika masyarakat sangat konsumtif dan mempunyai rasio menabung yang rendah, hal ini berdampak pada tingkat investasi yang rendah. Masyarakat yang mempunyai tingkat literasi keuangan yang rendah, kurang tahu bagaimana cara melindungi uangnya yang makin hari tergerus oleh inflasi dan tidak tahu bagaimana kondisi keuangannya di hari tua. Masyarakat kurang paham memilih instrumen investasi yang tepat sesuai tujuan dan perencanaan keuangannya. Penempatan instrumen investasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, dan tidak bisa asal pilih saja perlu pertimbangan yang matang dalam memilih instrumen investasi yang sesuai agar tercapai tujuan dan perencanaan keuangannya.

Berdasarkan survei pada akhir tahun 2019, tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia berada pada tingkat 76,2 persen. Tingkat inklusi ini cukup dikatakan sudah baik, namun belum diimbangi dengan literasi keuangan yang baik. Inklusi keuangan merupakan akses masyarakat terhadap penggunaan produk dan layanan keuangan. Berdasarkan kedua hasil data survei pada 2019 terhadap tingkat literasi keuangan yang masih berada pada tingkat 38 persen dan tingkat inklusi keuangan berada 76,2 persen, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia menggunakan produk dan layanan keuangan tanpa didasari pemahaman keuangan yang baik.

Ketika masyarakat mempunyai akses yang sangat baik terhadap berbagai produk dan layanan keuangan dan diimbangi dengan literasi keuangan yang baik, berdampak pada tingginya tingkat investasi di masyarakat Indonesia. Sudah banyak kasus yang terkena investasi “bodong”, hal ini dikarenakan kurang mempunyai literasi keuangan yang baik dan berakibat mengalami kerugian dan kehilangan harta. Masyarakat hanya tergiur bagaimana tingkat imbal hasil yang tinggi diberikan dari investasi “bodong” tersebut tanpa mengetahui tingkat risikonya, padahal setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Karena investasi membutuhkan waktu yang panjang, banyak hal yang harus diperhatikan ketika akan memulai investasi seperti persiapan dana darurat dan tabungan.

Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Memulai Investasi

Pertama, menyusun dan mengetahui tujuan keuangan. Tujuan keuangan bisa seperti mendapatkan pendapatan tambahan, mendapatkan passive income, menyiapkan dana pensiun dan mampu mencapai kebebasan finansial.

Kedua, money management. Ketika kita memulai investasi perlu mengatur pemasukan dan pengeluaran untuk dapat menyisihkan sebagian dana kita untuk berinvestasi agar tercapai tujuan dan perencanaan keuangan.

Ketiga, jangka waktu investasi. Setelah mengetahui tujuan keuangan, dapat diketahui jangka waktu dalam berinvestasi dan disesuaikan dengan pemilihan instrumen yang tepat. Contohnya: Jangka pendek (rentang waktu 1 sampai 5 tahun) bisa memilih instrumen investasi seperti reksa dana, deposito dan obligasi. Jangka panjang (rentang waktu lebih dari 5 tahun) dapat memilih instrumen seperti saham, emas, properti.

Keempat, persiapan dana darurat dan tabungan. Dana darurat dan tabungan merupakan hal penting yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Ketika berinvestasi gunakanlah uang dingin atau uang yang tidak terlalu dibutuhkan dalam jangka waktu dekat dan mendesak. Alokasi dana darurat untuk setiap orang berbeda-beda sesuai dengan pengeluaran dan tanggungannya masing-masing. Perlu diperhatikan juga dana darurat jangan sampai mengganggu tabungan.

Untuk itu diperlukan peningkatan literasi dan inklusi keuangan dengan baik, yang berdampak pada pengelolaan keuangan yang baik dan tingginya minat investasi agar terhindar dari investasi “bodong” yang sangat merugikan. Berinvestasi dengan bijak dapat terhindar dari berbagai macam masalah finansial. Keberhasilan investasi membutuhkan waktu, disiplin dan kesabaran agar merasakan keuntungan dari investasi tersebut.

*Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Posted by Dedi Purwana

44 komentar untuk "Investasi Bijak di Tengah Pandemi"

  1. Ternyata pandemi sangat bardampak pada volatilitas ihsg, hal ini yang saya sangat khawatirkan jika pemuda Indonesia belum mengenal investasi sejak dini. Jadi marilah bijak dan mau mengambil pelajaran dari keadaan saat ini, sehingga jika hal ini terjadi lagi kita sudah siap. T
    kepada penulis telah menyuguhkan artikel yang sangat bermanfaat ini

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, jadi mulai investasi sejak dini yuk teman-teman. Terima kasih, semoga bermanfaat

      Hapus
  2. artikelnya sangat up to date dengan situasi sekarang, penulispun sangat informatif

    BalasHapus
  3. bermanfaat banget artikelnya buat saya yang baru belajar tentang investasi, terima kasih yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali alka, semoga semakin bertambah ilmunya mengenai investasi

      Hapus
  4. Terima kasih banyakk, artikelnya bermanfaat sekalii! ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih namira, semoga bermanfaat yaa

      Hapus
  5. sangat bermanfaat sekali artikelnya, terimakasih yaaa

    BalasHapus
  6. Sangattt bermanfaat, terimakasihhh :)

    BalasHapus
  7. bermanfaat banget nih artikelnya, super informatif, terima kasih penulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ka qila, semoga bermanfaat yaa

      Hapus
  8. Pemilihan kata - katanya bagus, penjelasan mengenai hal yang perlu diperhatikan ketika memulai investasi juga jelas. Good job penulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih daffa atas kritik dan sarannya :)

      Hapus
  9. Saangat bermanfaat sekali artikelnya, terima kasih

    BalasHapus
  10. Balasan
    1. Terima kasih, semoga bermanfaat yaa artikelnya

      Hapus
  11. Keren banged artikelnya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  12. Kereeen artikelnyaa #salamsobatcuan

    BalasHapus
  13. Balasan
    1. Terima kasih Ilham, semoga bermanfaat yaa

      Hapus
  14. Wiih mantapp artikelnya terimakasiih penulis

    BalasHapus
  15. Terima kasih penulis sudah menulis artikel yang sangat bermanfaat

    BalasHapus
  16. Eh ciee anak investor nih. Keren penulis

    BalasHapus
  17. Kerenn banget. Sangat bermanfaat artikelnya🌈

    BalasHapus
  18. terimakasih penulis atas artikelnyaa, bermanfaat

    BalasHapus