Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Vaksin Bisa Jadi Solusi?

Apakah Vaksin Bisa Jadi Solusi?
Foto oleh Thirdman dari Pexels

Oleh: Rizkania Putri Pramesti*

Sejak awal tahun 2020, dunia ini sudah dihadapkan dengan berbagai musibah. Mulai dari banjir, kebakaran hutan, dan yang paling menggemparkan adalah ditemukannya sebuah wabah penyakit yang menyerang pernapasan di kota Wuhan, China pada awal tahun 2020. Penemuan wabah penyakit ini sangat menggemparkan dunia karena wabah penyakit ini menyebar dengan sangat cepat ke seluruh daratan di negeri China. Yang kemudian membuat pemerintah China memberlakukan karantina wilayah terhadap kota Wuhan, yang menjadi tempat awal wabah tersebut ditemukan.Wabah tersebut kemudian diidentifikasi dan dikenal sebagai virus Covid-19. Kemampuan virus ini untuk menyebar secara luas dengan waktu yang sangat singkat, membuat virus Covid-19 ini menyebar ke berbagai negara lain hanya dalam jangka waktu beberapa bulan. Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) secara resmi menetapkan virus Covid-19 sebagai sebuah pandemi karena telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia.

Corona virus atau yang lebih dikenal dengan virus Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini menyebar dari orang ke orang melalui percikan air liur (droplet) dari hidung atau mulut ketika seseorang sedang berbicara, bersin, atau batuk. Gejala yang ditimbulkan dari virus ini umumnya hampir sama dengan gejala penyakit flu. Namun, pada kondisi yang lebih buruk bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia). Adanya riwayat penyakit bawaan juga dapat memperburuk kondisi seseorang jika terpapar virus Covid-19 ini.

Untuk menghadapi keadaan tersebut, berbagai negara nemerapkan sistem karantina wilayah dan pembatasan sosial di negara mereka masing-masing demi menekan laju penyebaran virus Covid-19, termasuk Indonesia. Pemberlakuan karantina wilayah dan pembatasan sosial ini membuat banyak kegiatan sosial dari berbagai sektor kehidupan yang terkena dampak. Banyak kegiatan-kegiatan yang terpaksa harus dilaksanakan dari rumah, termasuk sekolah dan bekerja.

Sampai hari ini jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai angka 68.321.808 kasus dan angka tersebut masih terus bertambah setiap harinya. Hal ini memunculkan pertanyaan dan keinginan di benak banyak orang. Sampai kapan kita akan dihadapi dengan kondisi seperti ini? Kapan kita bisa menjalani kehidupan dengan normal seperti sedia kala? Seperti sebelum pandemi Covid-19 ini muncul? Mengingat bahwa belum ditemukannya obat dan vaksin yang bisa secara khusus digunakan untuk memerangi virus Covid-19 ini.

Keinginan untuk kembali menjalani kehidupan yang normal membuat banyak peneliti dan ilmuan dari berbagai penjuru dunia berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin yang diharapkan dapat digunakan untuk mencegah dan menghentikan penyebaran virus Covid-19. Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Tujuan dari pemberian vaksin adalah untuk mencegah atau mengurangi pengaruh inveksi yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu.

Pada umumnya, proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun. Karena dalam proses pembuatannya, vaksin harus melalui berbagai tahap uji klinis dan uji coba. Uji klinis ini pun terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari di uji coba dengan diberikan kepada hewan sampai akhirnya di uji coba kepada manusia. Tahapan uji klinis ini lah yang memakan waktu cukup lama. Karena pada tahap uji klinis ini lah tingkat efektivitas sebuah vaksin diteliti. Selain itu, pada tahap uji klinis ini diteliti juga apakah vaksin tersebut menimbulkan efek samping pada penggunanya dan dalam waktu berapa lama vaksin tersebut dapat bekerja secara efektif dalam memerangi sebuah virus penyakit.

Saat ini sudah terdapat 3 kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap uji klinis fase akhir, bahkan sudah siap untuk didistribusikan. Namun pada kondisi seperti sekarang, untuk mempercepat proses pembuatan vaksin agar dapat segera digunakan, banyak tahapan penelitian dan pengujian yang tidak dilakukan. Seperti tahapan pengujian yang seharusnya di uji coba kepada hewan terlebih dahulu, tidak dilakukan. Melaikan langsung di uji coba kepada manusia untuk mempercepat proses pembuatan vaksin tersebut. Tahapan tersebut juga hanya dilaksanakan dalam waktu beberapa bulan saja. Padahal, pada umumnya tahapan uji klinis tersebut memerlukan waktu selama kurang lebih 4-5 bulan bahkan bertahun-tahun. Oleh karena itu, proses pembuatan vaksin-vaksin saat ini dianggap telah menyalahi banyak kaidah penelitian.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengeluarkan Rp. 637,3 miliar untuk membeli 3 juta dosis vaksin yang di produksi oleh Sinovac dan 100.000 dosis vaksin dari Cansino. Pada hari Minggu 6 Desember 2020, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin yang dibeli oleh pemerintah telah tiba di Indonesia. Kedatangan vaksin ini diumumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Bapak Joko Widodo mengatakan bahwa vaksin tersebut masih harus melewati tahapan dan prosedur pengecekan yang akan dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum diberikan kepada masyarakat.

Di informasikan juga bahwa pemerintah mengusahakan dan mengharuskan agar seluruh warga dapat menerima vaksinasi. Dilansir dari pernyataan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, vaksin akan diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang berisiko atau memiliki kerentanan yang tinggi untuk tertular virus Covid-19, seperti para tenaga medis. Vaksin akan terlebih dahulu diberikan kepada para tenaga medis karena mereka lah yang berisiko paling tinggi untuk tertular virus Covid-19 ini karena harus berhadapan langsung dengan pasien yang menderita Covid-19. Selanjutnya, pemberian vaksin akan dilaksanakan sesuai dengan urutan prioritas yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan, urutan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Garda terdepan: Petugas medis, TNI/POLRI, dan aparat hukum, 2) Tokoh agama atau tokoh masyarakat, perangkat daerah (kecamatan, kelurahan, RT/RW) dan sebagian pelaku ekonomi, 3) Guru atau tenaga pendidik mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, 4) Aparatur pemerintah (pusat, daerah, dan legislatif), 5) Peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran), dan 6) Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya.

Bagi warga yang menolak untuk diberikan vaksin akan dikenakan denda sebesar Rp. 5 juta rupiah.  Padahal, vaksin tersebut belum lolos uji klinis fase akhir dan belum pula di resmikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization). Pemberian vaksin juga harusnya tidak bersifat memaksa. Terlebih lagi kita belum mengetahui sejauh mana keefektian vaksin tersebut dan efek samping yang kemungkinan ditimbulkan dari vaksin tersebut bagi kesehatan. Mengingat vaksin-vaksin tersebut dibuat dan diproduksi dalam waktu yang sangat singkat bahkan mencetak rekor pembuatan vaksin dalam waktu tercepat.

Akan tetapi, terlepas dari ketersediaan vaksin yang sudah dimiliki Indonesia, kita tetap harus selalu menjalankan protokol kesehatan yang sudah berlaku yaitu; memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, karena kita tidak bisa sepernuhnya bergantung pada vaksin, dan vaksin belum tentu bisa menjadi sebuah solusi yang tepat untuk menyudahi pandemi ini. Selain itu mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan beristirahat yang cukup juga sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan kita di tengah pandemi. Dan usahakan untuk tetap berada dirumah jika tidak ada keperluan yang mendesak. Mari kita berdoa semoga pandemi ini cepat berakhir. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat dunia kampus.

*Mahasiswa Program Studi Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Posted by Dedi Purwana

16 komentar untuk "Apakah Vaksin Bisa Jadi Solusi?"

  1. Artikelnya menarik dan menambah wawasan Terimakasih atas sharing informasinya 🙂

    BalasHapus
  2. terimakasih infonyaaa🤩🤩

    BalasHapus
  3. artikelnya sangat menarik dan bermanfaat

    BalasHapus
  4. Terima kasih, artikelnya sangat menambah wawasan saya❤

    BalasHapus
  5. Terima kasih..artikelnya menarik dan bermanfaat..:))

    BalasHapus
  6. thenkziiee baguus dan bermanfaat sekalii artikelnya hehee 💖

    BalasHapus
  7. terima kasih, artikelnya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  8. Wah, informasi seperti ini memang sangat penting untuk menambah wawasan kita terutama ditengah kondisi spt ini. terimakasih penulis.

    BalasHapus
  9. Artikelnya bagus dan dapat dimengerti

    BalasHapus